Cantik, dalam kehidupan nyata senantiasa dipuja dan melekat pada sosok kaum Hawa. Secara teoritis, cantik itu lahir dari persepsi manusia. Persepsi cantik seringkali diasumsikan dengan kebagusan dan kesempurnaan bentuk fisik yang memenuhi kriteria dan standar tertentu yang dianut masyarakat sebagai sebuah sistem nilai meskipun tanpa pertimbangan yang dalam, sehingga cantik lahiriah menempati kapasitas “harus” dalam benak banyak perempuan meskipun dengan cara-cara yang menyakiti dan di luar batas wajar. Tampil cantik memang perlu, tetapi tidak harus memaksakan diri menjadi yang sempurna. Justru cantiknya perempuan ada pada ketidaksempurnaannya. Mengapa begitu?
Kecantikan sempurna memang didambakan setiap wanita di seluruh penjuru dunia, termasuk kita. Eksplorasi keindahan perempuan dalam dunia seni, hiburan dan iklan seringkali membuat kita terpesona dan tertarik mengikutinya. Memiliki badan ramping dengan tinggi ideal bak model, berkulit putih, berambut lurus, bermata lebar, berhidung mancung dengan ukuran yang mungil, bibir sensual dan sebagainya merupakan contoh kriteria cantik yang dianut banyak wanita.
Ukuran kesempurnaan yang bisa membuat putus asa perempuan yang tidak termasuk kategori itu. Tertekan, kecewa, sering menghampiri ketika bercermin dan mendapati banyak kekurangan pada tubuh dan wajah kita. Hingga akhirnya, kita lupa mengembangkan potensi unggul diri kita, dan sibuk menutupi kekurangan diri.
Merawat kecantikan fisik itu wajar dan bagian dari ibadah karena Tuhan juga menyukai keindahan. Namun, tidak perlu berlebihan, tujukan demi kebersihan dan kesehatan yang membuat kita merasa nyaman. Kecantikan yang dianggap sempurna itu belum tentu membuat kita bahagia.
Cantik itu relatif, karena meskipun ada standar tertentu atas kecantikan, pada umumnya manusia memiliki pandangan yang berbeda dan menginginkan yang tak biasa.
Kesempurnaan fisik tidak menjadi jaminan seorang perempuan terlihat cantik di mata pria. Kepribadian justru membuat seseorang lebih menarik di zaman sekarang karena kepribadian merupakan anugerah bagi pemiliknya dan orang-orang di sekitarnya. Kecantikan fisik bisa memudar, tetapi kepribadian akan bertahan. Betapa menyiksanya mengejar kesempurnaan ragawi hanya untuk memenuhi kriteria cantik versi kepentingan duniawi.
Jika kita ingin sempurna, belajarlah menerima ketidaksempurnaan kita karena cantik itu tidak sempurna, yang menyempurnakan kecantikan adalah mata yang memancarkan keindahan dan ketulusan hati.
Dunia bisa berubah dan kecantikan bisa menipu, tetapi mata dan hati yang tulus tidak akan salah melihat, memancarkan kecantikan yang disebut inner beauty.
Inner beauty lahir dari hati yang tercermin lewat sikap dan perilaku yang tidak akan memudar. Menjadi aset jiwa yang lebih berharga dari kesempurnaan fisik semata. Inner beauty menjadikan kita berharga, mampu menampilkan kepribadian dan akhlak yang cantik di segala suasana.
Tidak ada kecantikan yang sempurna, kecantikan merupakan ekspresi dari keunikan seorang perempuan dalam menata hati, mengatur pikiran dan memandang dunianya. Kecantikan perempuan terletak pada matanya, di sanalah terdapat cara dia memandang dunia. Mata yang di dalamnya terbuka pintu dan jendela menuju setiap hati manusia di mana cinta bisa berkembang leluasa.
Setiap perempuan bisa tampil cantik dengan gaya dan karakternya sendiri. Kecantikan (fisik) yang sama akan menjadi sesuatu yang biasa ketika kita terus mengejarnya. Manusia mudah bosan dengan sesuatu yang sama dan sempurna karena dalam kesempurnaan tidak ada lagi yang perlu di cari dan dilengkapi. Tidak akan ada yang memberi dan diberi, tidak akan ada saling mengerti dan memahami, bahkan tidak ada berbagi.
Karena itu, berhentilah mengejar kesempurnaan, justru ketidaksempurnaanlah yang membuat kita mampu menonjolkan kecantikan dari sisi yang berbeda dan ketidaksempurnaan itu membuat hidup lebih indah.
Pada dasarnya, semua perempuan itu cantik dan memiliki keunikan tersendiri yang bisa membuatnya terlihat cantik. Ada sebuah tips cantik yang tidak akan lekang oleh waktu: Untuk mendapatkan bibir yang menawan, poleslah dengan kata-kata kebaikan. Untuk mendapatkan wajah yang cerah, hiasilah dengan senyum yang tulus. Untuk mendapatkan tubuh yang ideal, berbagilah dengan setiap makanan yang kita santap. Untuk mendapatkan mata yang indah, menataplah kepada keindahan hati dan kebaikan orang lain. Untuk mendapatkan perhatian, berjalanlah dengan ilmu dan pengetahuan. Untuk mendapatkan kesempurnaan, terimalah diri kita seutuhnya. Kecantikan itu akan terlihat sempurna ketika kita mampu mensyukuri kelebihan yang kita miliki dan menerima kekurangan diri dengan hati yang lapang dan ikhlas.
Kecantikan sempurna memang didambakan setiap wanita di seluruh penjuru dunia, termasuk kita. Eksplorasi keindahan perempuan dalam dunia seni, hiburan dan iklan seringkali membuat kita terpesona dan tertarik mengikutinya. Memiliki badan ramping dengan tinggi ideal bak model, berkulit putih, berambut lurus, bermata lebar, berhidung mancung dengan ukuran yang mungil, bibir sensual dan sebagainya merupakan contoh kriteria cantik yang dianut banyak wanita.
Ukuran kesempurnaan yang bisa membuat putus asa perempuan yang tidak termasuk kategori itu. Tertekan, kecewa, sering menghampiri ketika bercermin dan mendapati banyak kekurangan pada tubuh dan wajah kita. Hingga akhirnya, kita lupa mengembangkan potensi unggul diri kita, dan sibuk menutupi kekurangan diri.
Merawat kecantikan fisik itu wajar dan bagian dari ibadah karena Tuhan juga menyukai keindahan. Namun, tidak perlu berlebihan, tujukan demi kebersihan dan kesehatan yang membuat kita merasa nyaman. Kecantikan yang dianggap sempurna itu belum tentu membuat kita bahagia.
Cantik itu relatif, karena meskipun ada standar tertentu atas kecantikan, pada umumnya manusia memiliki pandangan yang berbeda dan menginginkan yang tak biasa.
Kesempurnaan fisik tidak menjadi jaminan seorang perempuan terlihat cantik di mata pria. Kepribadian justru membuat seseorang lebih menarik di zaman sekarang karena kepribadian merupakan anugerah bagi pemiliknya dan orang-orang di sekitarnya. Kecantikan fisik bisa memudar, tetapi kepribadian akan bertahan. Betapa menyiksanya mengejar kesempurnaan ragawi hanya untuk memenuhi kriteria cantik versi kepentingan duniawi.
Jika kita ingin sempurna, belajarlah menerima ketidaksempurnaan kita karena cantik itu tidak sempurna, yang menyempurnakan kecantikan adalah mata yang memancarkan keindahan dan ketulusan hati.
Dunia bisa berubah dan kecantikan bisa menipu, tetapi mata dan hati yang tulus tidak akan salah melihat, memancarkan kecantikan yang disebut inner beauty.
Inner beauty lahir dari hati yang tercermin lewat sikap dan perilaku yang tidak akan memudar. Menjadi aset jiwa yang lebih berharga dari kesempurnaan fisik semata. Inner beauty menjadikan kita berharga, mampu menampilkan kepribadian dan akhlak yang cantik di segala suasana.
Tidak ada kecantikan yang sempurna, kecantikan merupakan ekspresi dari keunikan seorang perempuan dalam menata hati, mengatur pikiran dan memandang dunianya. Kecantikan perempuan terletak pada matanya, di sanalah terdapat cara dia memandang dunia. Mata yang di dalamnya terbuka pintu dan jendela menuju setiap hati manusia di mana cinta bisa berkembang leluasa.
Setiap perempuan bisa tampil cantik dengan gaya dan karakternya sendiri. Kecantikan (fisik) yang sama akan menjadi sesuatu yang biasa ketika kita terus mengejarnya. Manusia mudah bosan dengan sesuatu yang sama dan sempurna karena dalam kesempurnaan tidak ada lagi yang perlu di cari dan dilengkapi. Tidak akan ada yang memberi dan diberi, tidak akan ada saling mengerti dan memahami, bahkan tidak ada berbagi.
Karena itu, berhentilah mengejar kesempurnaan, justru ketidaksempurnaanlah yang membuat kita mampu menonjolkan kecantikan dari sisi yang berbeda dan ketidaksempurnaan itu membuat hidup lebih indah.
Pada dasarnya, semua perempuan itu cantik dan memiliki keunikan tersendiri yang bisa membuatnya terlihat cantik. Ada sebuah tips cantik yang tidak akan lekang oleh waktu: Untuk mendapatkan bibir yang menawan, poleslah dengan kata-kata kebaikan. Untuk mendapatkan wajah yang cerah, hiasilah dengan senyum yang tulus. Untuk mendapatkan tubuh yang ideal, berbagilah dengan setiap makanan yang kita santap. Untuk mendapatkan mata yang indah, menataplah kepada keindahan hati dan kebaikan orang lain. Untuk mendapatkan perhatian, berjalanlah dengan ilmu dan pengetahuan. Untuk mendapatkan kesempurnaan, terimalah diri kita seutuhnya. Kecantikan itu akan terlihat sempurna ketika kita mampu mensyukuri kelebihan yang kita miliki dan menerima kekurangan diri dengan hati yang lapang dan ikhlas.
Komentar :
Posting Komentar