Para arkeolog sedang Philipina
mengukur dimensi peti mati batu kapur di Gunung Kamhantik, dekat kota
Mulanay di Provinsi Quezon, Filipina timur. (AP/Telegraph)
Situs yang terletak di puncak gunung dengan hutan
belantara dekat kota Mulanay di Provinsi Quezon ini, dikatakan memiliki 15
peti mati dari batu kapur yang belum pernah ditemukan sebelumnya, menurut
para pejabat.
Berdasarkan uji tes karbon yang dilakukan pada gigi
manusia yang ditemukan di salah satu kuburan, kemungkinan desa itu
setidaknya telah berusia sekitar 1.000 tahun, menurut pejabat Museum
Nasional, Eusebio Dizon.
Sebuah laporan awal dari Museum Nasional menyatakan bahwa sejumlah arkeolog
terkemuka telah menemukan "sebuah situs arkeologi yang kompleks dengan
habitasi dan pemakaman tetap dari masa sekitar abad ke-10 hingga abad ke-14
... ini merupakan jenis yang pertama kali di Filipina memiliki makam batu
kapur berukir."
Temuan makam persegi panjang ini adalah sejarah penting karena merupakan
indikasi pertama bahwa Philipina kuno mempraktikkan ritual penguburan lebih
maju daripada yang diperkirakan para ahli sebelumnya. Penemuan ini juga
menunjukkan bahwa adanya alat-alat logam yang digunakan dalam penyelesaian
untuk mengukir peti mati.
Para arkeolog juga menemukan pecahan guci tanah, benda logam dan fragmen
tulang monyet, babi hutan, manusia dan hewan lainnya dalam kuburan di hutan
yang dilindungi pemerintah itu.
Temuan itu disambut baik masyarakat setempat. Kota pesisir Mulanay, dengan
jumlah penduduk 50.000 orang,
sebelumnya dikenal sebagai medan pertempuran besar antara pasukan tentara
dan pemberontak Marxis dari Tentara Rakyat Baru (NPA), namun walikota
setempat berharap penemuan ini akan mengubah persepsi ini.
Walikota Mulanay, Joselito Ojeda, mengatakan "Sebelumnya, jika Anda
mentionthis daerah, orang akan berkata 'Oh, itu negara NPA."
"Tapi masa itu adalah masa lalu dan sekarang kita dapat menghapus
gambar itu dan situs arkeologi ini akan menjadi tumpuan besar,"
tambahnya.
Setelah arkeolog menyelesaikan pekerjaan mereka, petugas pariwisata
Mulanay, Sanny Cortez berencana mengubah puncak Gunung Kamhantik menjadi
taman ekowisata dan arkeologi. (Erabaru/Telegraph/sua)
|
Komentar :
Posting Komentar