Cicak tidak
bersekolah. Mereka juga tak pernah belajar ilmu bela diri, namun
seringkali saat menghadapi bahaya mereka terbukti jauh lebih pandai
daripada kita. Saat bahaya menghadang, seekor cicak akan melepas ekornya
untuk mengecoh pihak pemangsa. Mungkin banyak dari kita yang sudah
mengetahui kenyataan ini.
Namun,
seringkali kita tak melakukan tindakan yang cerdik saat diintai bahaya.
Apakah bahaya itu? Mungkin bukan predator seperti yang ditakuti oleh si
cicak, namun bahaya itu bisa saja berupa kebakaran rumah, status sebagai
selingkuhan, pacar yang tak lagi menunjukkan cintanya, dan lain
sebagainya.Saat
rumah dilanda api, banyak orang lebih menyayangkan ‘ekor’nya daripada
melepasnya. Ekor itu bisa berarti uang, TV, kalung emas, HP, panci baru
beli, hingga surat-surat berharga. Bukannya tak penting, saya percaya
itu semua berharga. Namun saat keadaan sedemikian genting, manakah yang
lebih penting, nyawa atau harta? Lain lagi dengan status sebagai
selingkuhan. Sudah ketahuan pihak istri, masih saja enggan putus dengan
kekasih terlarang.
Apa bukan nekat
dan cari perkara itu namanya. Belum lagi dengan pacar yang sudah
nyata-nyata tak memperlihatkan sikap sayang, apakah masih ingin bertahan
hanya karena “aku masih sayang dia”? Kan masih banyak pria lain yang
mau perhatian dan sayang, ngapain bertahan dengan yang jelas-jelas sudah
ogah. Belajar dari beberapa contoh di atas, kita semua diajak untuk
peka saat ‘bahaya mengancam’. Haruskah kita melepas atau mempertahankan?
Jika melepas adalah hal terbaik yang memang harus dilakukan maka
lepaskan saja.
Komentar :
Posting Komentar