translate languages

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

7 Jul 2010

Kisah kebijaksanaan

KAKEK BERUSIA 4 TAHUN

Alkisah seorang kakek tua yang telah beruban dan gigi yang tanggal. Suatu hari, ada seseorang bertanya kepadanya, "kakek, berapa usia anda sekarang?"

" empat tahun," jawab sang kakek.
"jangan bercanda, kakek sudah tampak begitu tua penuh dengan uban, bagaimana mungkin bisa berusia 4 tahun. Menurut saya, usia kakek hampir memasuki 80 tahun."

"Ah, sungguh disesalkan! kendati usia hampir memasuki 80 tahun, tapi selama tenggang waktu yang begitu panjang ini, saya lewati penuh kehampaan. selama 4 tahun belakangan ini, saya baru menginsafi hukum kebenaran dan terpanggil di dalam membina diri dengan melayani penderitaan umat. 4 tahun ini saya hidup bermakna dan berbahagia, maka saya katakan usiaku baru 4 tahun," jawab sang kakek.

PENJELASAN:
Manusia sekalipun hidup dalam usia panjang, tapi penuh kehampaan, bukankah lebih baik seperti seorang kakek tua yang berusia hampir 80 tahun, tapi hidup bermakna untuk 4 tahun.



FALSAFAH KAKEK TUA

Tampak seorang kakek tua sedang bersusah payah menggali tanah menanam tumbuhan persik di halaman rumahnya. kebetulan lewat seorang pemuda dan bertanya: "Hai, Pak Tua! Usia anda sudah begitu lanjut, untuk apa lagi bersusah payah membuang tenaga dengan menanam pohon kecil itu, jangankan untuk menikmati hasilnya, untuk melihat pohon itu tumbuh besar mungkin tidak sempat."

Kemudian kakek itu berdiri sembari mengelap peluh dengan tangannya. Dengan roman penuh kewibawaan beliau berkata: "Anak muda, anda belum memahami makna hidup yang paling esensi. saya menanam pohon ini bukanlah hanya semata untuk diriku tapi anak dan teman-teman saya masih sempat bernaung di bawah pohon rindang ini kelak. saat saya sudah meninggal, cucu cucuku nantinya sudah dapat mengecap buahnya yang berlimpah ruah. Masihkah anda mengatakan jerih payahku tak berguna?"

PENJELASAN:
Pepatah berujar : "Yang tua menanam, yang muda menikmati hasilnya. Atau, yang tua merintis jalan, yang muda menapakinya."

Hidup yang paling bermakna adalah turut memikirkan kelangsungan generasi. Kendati hidup hanay puluhan tahun, tapi memiliki nilai yang kekal. Bagaikan membakar sebatang kayu, begitu kayu pertama habis terlalap diikuti lagi oleh kayu kedua. Walau kayu kedua bukan merupakan kayu pertama, tapi yang pertama tetap bertanggung jawab untuk yang kedua, sehingga kontiniutas api tetap berlangsung. Demikian pula dalam kehidupan manusia ini.

maspeypah
  • Digg
  • Facebook
  • Google
  • StumbleUpon
  • TwitThis

Artikel Menarik Lainnya



Komentar :

ada 0 comment ke “Kisah kebijaksanaan”

Posting Komentar