Si supir taksi menginjak pedal rem dalam-dalam hingga ban mobilnya
berdecit dan berhenti hanya beberapa sentimeter dari mobil tersebut.
Pengemudi mobil hitam membuka jendela, menjulurkan kepalanya, dan
memaki-maki si supir taksi. Namun apa yang terjadi? Supir taksi hanya
tersenyum dan melambaikan tangan dengan ringan, pada orang tersebut.
Penumpangnya sangat heran dengan sikap sopir taksi yang bersahabat. Ia
bertanya, "Kok Bapak bisa bersikap seperti itu? Pengemudi mobil hitam
itu bisa saja menabrak dan merusak taksi Bapak, juga bisa bikin kita
masuk rumah sakit!"
Supir taksi itu, kemudian menjelaskan "Hukum Truk Sampah"
pada penumpangnya. Katanya, banyak orang yang seperti truk sampah.
Mereka berjalan membawa "sampah", seperti rasa frustasi, kemarahan, dan
kekecewaan. Seiring dengan semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka
membutuhkan tempat untuk membuangnya, dan seringkali mereka membuangnya
kepada Anda.
"Tidak usah dimasukkan ke dalam hati," kata bapak tua pengemudi taksi
itu. "Tersenyum saja! Lambaikan tangan, lalu lanjutkan hidup. Jangan
ambil 'sampah' mereka untuk kembali membuangnya kepada orang lain yang
Anda temui, baik di tempat kerja, di rumah, atau dalam perjalanan."
Intinya, jangan biarkan "truk sampah" merusak suasana hati dan hari-hari kita.
Kasihi orang yang memperlakukan Anda dengan baik dan benar, serta
berdoalah bagi yang tidak. Hidup itu 10 persennya mengenai apa yang Anda
buat dengannya dan 90 persen tentang bagaimana kamu menghadapinya.
Hidup bukan mengenai menunggu badai berlalu, tapi tentang bagaimana belajar menari dalam hujan.
Selamat menikmati hidup yang penuh berkah dan bebas dari "sampah"!
Komentar :
Posting Komentar