Pada suatu hari ketika Budha sedang bersemedi di hutan bambu, tiba-tiba ada seorang pengikut brahmana dengan emosi datang kehadapan Budha dan marah-marah, karena banyak pengikut brahmana beralih ke ajaran Budha, membuat dia sangat marah.
Budha dengan sabar mendengar dia mencaci maki yang tidak masuk akal, setelah orang ini agak reda, Budha berkata, “Brahmana! Di rumahmu terkadang mungkin bisa dikunjungi tamu.”
“Sudah tentu, tidak usah ditanya pertanyaan yang tidak ada hubungan!”
“Brahmana, pada saat itu, engkau mungkin akan menjamu tamu tersebut?”
“Sudah pasti. Hal ini nggak perlu ditanya lagi.”
“Brahmana, jika pada waktu itu, tamu tersebut tidak mau menerima jamuan kamu, maka lauk tersebut menjadi milik siapa?”
“Jika dia tidak mau memakan makanan dan lauk yang saya sajikan, maka sudah tentu lauk tersebut tetap menjadi milik saya.”
Budha dengan matanya yang welas asih memandang kepada Brahmana, lalu berkata, “Brahmana, hari ini engkau dihadapan saya berkata banyak perkataan yang jelek, tetapi saya tidak menerimanya, oleh sebab itu caci makimu yang tidak masuk akal, tetap menjadi milikmu".
"Oh Brahmana, jika ketika engkau mencaci maki saya dengan kata-kata kotor, saya membalasnya dengan kata-kata kotor yang sama, maka akan sama dengan tamu dan tuan rumah yang duduk semeja makan bersama, tetapi saya tidak memakan sayurnya!”
Brahmana ini akhirnya menjadi pengikut Budha, dan berkultivasi sampai mencapai buah status Arhat.
Komentar :
Posting Komentar