Lomba Lari Binatang
Binatang-binatang di seluruh permukaan bumi diundang untuk mengikuti lomba marathon yang diselenggarakan oleh Dewa Langit. Dua belas pemenang akan mewakili satu tahun Lunar dalam kalender China. Tiga belas binatang siap bertanding. Siapakah yang akan memenangkannya?
Di suatu musim semi yang hangat, Dewa mengundang semua binatang di atas muka bumi untuk mengikuti lomba lari marathon. Aka nada 12 pemenang yang nantinya akan menjadi penjaga dan lambing suatu tahun. Pemenang pertama akan menjaga tahun yang pertama, demikian seterusnya hingga pemenang kedua belas dan kembali lagi dari awal.
Tiga belas binatang datang mendaftarkan diri. Mereka adalah : Kelinci, ayam jantan, kuda, kambing, tikus, ular, naga, babi, anjing, monyet, kerbau dan Harimau. Dewa sendiri berharap nagalah yang akan menang. Naga memang binatang favorit Dewa karena dianggap sebagai binatang pembawa keberuntungan.
Sebelum lomba dimulai, tikus berbisik kepada kucing, “ Aku tahu cara memenangkan lomba ini. Saudaraku menemukan jalan pintas dan aku punya petanya.” “Bagus. Aku akan ikut bersamamu. Jadi kita bisa memenangkan tempat pertama dan kedua,” kata kucing. Maka saat lomba dimulai, kucing dan tikus menempuh jalan yang berbeda dari peserta lain yang diyakini mereka sebagai jalan pintas.
“Menurut peta ini, dari sinilah kita mulai berbelok, “ kata tikus sambil membaca petanya. “Aku tidak bisa membaca peta kalau tidak melihat jalannya dengan jelas. Rumput-rumput ini menghalangi penglihatanku. Bagaimana kalau kau menggendongku? Jadi aku bisa melihat arah yang benar.” “Baiklah,” kata kucing. Tikus segera naik ke pundak kucing. Sesuai petunjuk dari peta itu, mereka harus melewati hutan, sungai, dan bukit. Sepanjang perjalanan itu kucing bertugas menggendong tikus dan tikus sebagai penunjuk jalan.
Dari atas bukit, mereka bisa melihat garis finish di bawahnya. Kucing sudah siap berlari untuk menyelesaikan pertandingannya ketika tikus berkata, “tunggu! Jangan terburu-buru. Kalau kita turun sekarang, Dewa pasti akan tahu kalau kita curang.” “Baiklah!” kata kucing dengan nafas memburu. Ia lelah sekali setelah berjalan sekian jauh dan harus menggendong tikus di pundaknya. “Apa yang harus kita lakukan sekarang?” “Sebaiknya kita istirahat saja dulu di sini. Nanti jika peserta lain sudah kelihatan, kita segera berlari turun dan mendahului mereka, ” kata tikus.
Mereka pun duduk dan beristirahat. Kucing yang kelelahan segera tertidur ketika angin membelainya.
Tikus mendengar suara langkah kaki di kejauhan. Tampak kerbau dengan langkahnya yang lambat tapi pasti berjalan mendekati garis finish. Tikus menoleh pada kucing yang sedang terlelap. Timbul ide licik di kepalanya.
Dewa sedang mengisap jus lemonnya ketika dilihatnya kerbau di kejauhan. Ketika Kerbau semakin dekat, ia melihat seekor binatang kecil berlari turun dari atas bukit dan melompat ke atas punggung kerbau. Kerbau berusaha menyingkirkan tikus dari tubuhnya dengan menyentakan badannya. Namun tikus bepegangan sangat kuat. Ketika garis finish tinggal beberapa langkah di depan, tikus memanjat kepala kerbau dan bergantung di hidungnya. Dengan tangkas ia melompat melewati garis finish dan memenangkan perlombaan. Dewa mengumumkan bahwa kerbau menempati tempat kedua.
Kerbau sangat kesal dengan perbuatan tikus karena ia tahu seharusnya dialah pemenangnya. Tapi ia tidak bisa menunjukkan kemarahannya di depan Budha, maka ia hanya mendengus kesal. Dewa mendesah. Meski ia tahu tikus telah berbuat curang namun ia tidak bisa mengubah keputusannya. Ia memandang tikus yang menari kegirangan dengan perasaan tidak senang.
Tikus masih menari-nari seperti kesurupan ketika harimau sampai dan memenangkan tempat ketiga, disusul kelinci di tempat keempat, naga di tempat kelima. Dewa bertanya kepada naga kenapa ia tidak datang lebih cepat, naga menjawab bahwa ada penduduk yang membutuhkan pertolongannya maka ia harus menolong mereka dulu.
Ular yang berusaha keras tidak terinjak oleh kuda memenangkan tempat keenam dan kuda di tempat ketujuh. Kambing di tempat kedelapan. Di belakangnya monyet melenggang dengan riang dan memakai topi pesta. Ia senang akhirnya sampai di finish dan berharap pesta kemenangan akan segera dimulai.
Ayam jantan yang berlari pontang-panting berkejaran dengan anjing memenangkan tempat kesepuluh dan anjing kesebelas.
Dewa dan peserta lain menunggu pemenang terakhir.
Kucing terbangun dari tidurnya. Dilihatnya tikus sudah tidak berada di sampingnya. Ia mendengar suara ribut di bawahnya. Dilihatnya 11 binatang telah berkumpul di belakang Budha dengan tikus yang memakai tropi di tempat pertama. Dengan panik kucing berlari secepat kilat menuruni bukit dan menubruk babi. Kucing terguling sementara babi melewati garis finish. “Oh maaf ya,” ujar babi kepada kucing ketika kakinya melewati garis finish. “Maafkan keterlambatanku Budha. Seharusnya saya bisa datang lebih awal, tapi tadi saya harus menghabiskan makanan penutupku dulu.”
Kucing menggeram dan segera berlari ke garis finish. “Oh kucing, “ kata Dewa. “Aku sudah mendapatkan kedua belas pemenangnya. Tidak ada tempat lagi yang bisa aku berikan padamu!” kata Dewa.
Kucing melotot pada tikus, seluruh tubuhnya menggigil menahan marah. “Aku sudah mencoba membangunkanmu,” kata tikus berbohong. “Salahmu sendiri kau tertidur pulas.” Kucing berteriak dan menerkam tikus. Tikus berlari menyelamatkan diri dari cakaran kucing. Namun kucing tidak melepaskannya begitu saja. Ia terus mengejarnya hingga kini.
Dewa menganugrahi kedua belas binatang ini sebagai penjaga tahun Lunar Cina yang sering kita sebut Shio.
Jadi sekarang kita mengerti kenapa kucing begitu marah kepada tikus dan jadi musuh bebuyutan selamanya. Kita juga kesal kan kalau ada teman yang menipu kita? (Erabaru/hui)
Binatang-binatang di seluruh permukaan bumi diundang untuk mengikuti lomba marathon yang diselenggarakan oleh Dewa Langit. Dua belas pemenang akan mewakili satu tahun Lunar dalam kalender China. Tiga belas binatang siap bertanding. Siapakah yang akan memenangkannya?
Di suatu musim semi yang hangat, Dewa mengundang semua binatang di atas muka bumi untuk mengikuti lomba lari marathon. Aka nada 12 pemenang yang nantinya akan menjadi penjaga dan lambing suatu tahun. Pemenang pertama akan menjaga tahun yang pertama, demikian seterusnya hingga pemenang kedua belas dan kembali lagi dari awal.
Tiga belas binatang datang mendaftarkan diri. Mereka adalah : Kelinci, ayam jantan, kuda, kambing, tikus, ular, naga, babi, anjing, monyet, kerbau dan Harimau. Dewa sendiri berharap nagalah yang akan menang. Naga memang binatang favorit Dewa karena dianggap sebagai binatang pembawa keberuntungan.
Sebelum lomba dimulai, tikus berbisik kepada kucing, “ Aku tahu cara memenangkan lomba ini. Saudaraku menemukan jalan pintas dan aku punya petanya.” “Bagus. Aku akan ikut bersamamu. Jadi kita bisa memenangkan tempat pertama dan kedua,” kata kucing. Maka saat lomba dimulai, kucing dan tikus menempuh jalan yang berbeda dari peserta lain yang diyakini mereka sebagai jalan pintas.
“Menurut peta ini, dari sinilah kita mulai berbelok, “ kata tikus sambil membaca petanya. “Aku tidak bisa membaca peta kalau tidak melihat jalannya dengan jelas. Rumput-rumput ini menghalangi penglihatanku. Bagaimana kalau kau menggendongku? Jadi aku bisa melihat arah yang benar.” “Baiklah,” kata kucing. Tikus segera naik ke pundak kucing. Sesuai petunjuk dari peta itu, mereka harus melewati hutan, sungai, dan bukit. Sepanjang perjalanan itu kucing bertugas menggendong tikus dan tikus sebagai penunjuk jalan.
Dari atas bukit, mereka bisa melihat garis finish di bawahnya. Kucing sudah siap berlari untuk menyelesaikan pertandingannya ketika tikus berkata, “tunggu! Jangan terburu-buru. Kalau kita turun sekarang, Dewa pasti akan tahu kalau kita curang.” “Baiklah!” kata kucing dengan nafas memburu. Ia lelah sekali setelah berjalan sekian jauh dan harus menggendong tikus di pundaknya. “Apa yang harus kita lakukan sekarang?” “Sebaiknya kita istirahat saja dulu di sini. Nanti jika peserta lain sudah kelihatan, kita segera berlari turun dan mendahului mereka, ” kata tikus.
Mereka pun duduk dan beristirahat. Kucing yang kelelahan segera tertidur ketika angin membelainya.
Tikus mendengar suara langkah kaki di kejauhan. Tampak kerbau dengan langkahnya yang lambat tapi pasti berjalan mendekati garis finish. Tikus menoleh pada kucing yang sedang terlelap. Timbul ide licik di kepalanya.
Dewa sedang mengisap jus lemonnya ketika dilihatnya kerbau di kejauhan. Ketika Kerbau semakin dekat, ia melihat seekor binatang kecil berlari turun dari atas bukit dan melompat ke atas punggung kerbau. Kerbau berusaha menyingkirkan tikus dari tubuhnya dengan menyentakan badannya. Namun tikus bepegangan sangat kuat. Ketika garis finish tinggal beberapa langkah di depan, tikus memanjat kepala kerbau dan bergantung di hidungnya. Dengan tangkas ia melompat melewati garis finish dan memenangkan perlombaan. Dewa mengumumkan bahwa kerbau menempati tempat kedua.
Kerbau sangat kesal dengan perbuatan tikus karena ia tahu seharusnya dialah pemenangnya. Tapi ia tidak bisa menunjukkan kemarahannya di depan Budha, maka ia hanya mendengus kesal. Dewa mendesah. Meski ia tahu tikus telah berbuat curang namun ia tidak bisa mengubah keputusannya. Ia memandang tikus yang menari kegirangan dengan perasaan tidak senang.
Tikus masih menari-nari seperti kesurupan ketika harimau sampai dan memenangkan tempat ketiga, disusul kelinci di tempat keempat, naga di tempat kelima. Dewa bertanya kepada naga kenapa ia tidak datang lebih cepat, naga menjawab bahwa ada penduduk yang membutuhkan pertolongannya maka ia harus menolong mereka dulu.
Ular yang berusaha keras tidak terinjak oleh kuda memenangkan tempat keenam dan kuda di tempat ketujuh. Kambing di tempat kedelapan. Di belakangnya monyet melenggang dengan riang dan memakai topi pesta. Ia senang akhirnya sampai di finish dan berharap pesta kemenangan akan segera dimulai.
Ayam jantan yang berlari pontang-panting berkejaran dengan anjing memenangkan tempat kesepuluh dan anjing kesebelas.
Dewa dan peserta lain menunggu pemenang terakhir.
Kucing terbangun dari tidurnya. Dilihatnya tikus sudah tidak berada di sampingnya. Ia mendengar suara ribut di bawahnya. Dilihatnya 11 binatang telah berkumpul di belakang Budha dengan tikus yang memakai tropi di tempat pertama. Dengan panik kucing berlari secepat kilat menuruni bukit dan menubruk babi. Kucing terguling sementara babi melewati garis finish. “Oh maaf ya,” ujar babi kepada kucing ketika kakinya melewati garis finish. “Maafkan keterlambatanku Budha. Seharusnya saya bisa datang lebih awal, tapi tadi saya harus menghabiskan makanan penutupku dulu.”
Kucing menggeram dan segera berlari ke garis finish. “Oh kucing, “ kata Dewa. “Aku sudah mendapatkan kedua belas pemenangnya. Tidak ada tempat lagi yang bisa aku berikan padamu!” kata Dewa.
Kucing melotot pada tikus, seluruh tubuhnya menggigil menahan marah. “Aku sudah mencoba membangunkanmu,” kata tikus berbohong. “Salahmu sendiri kau tertidur pulas.” Kucing berteriak dan menerkam tikus. Tikus berlari menyelamatkan diri dari cakaran kucing. Namun kucing tidak melepaskannya begitu saja. Ia terus mengejarnya hingga kini.
Dewa menganugrahi kedua belas binatang ini sebagai penjaga tahun Lunar Cina yang sering kita sebut Shio.
Jadi sekarang kita mengerti kenapa kucing begitu marah kepada tikus dan jadi musuh bebuyutan selamanya. Kita juga kesal kan kalau ada teman yang menipu kita? (Erabaru/hui)
Komentar :
Posting Komentar