translate languages

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

11 Apr 2010

Harga sebuah cinta


Alkisah, di sebuah desa hiduplah seorang wanita dengan wajah yang buruk rupa. Sedemikian
buruknya sehingga para pemuda di desa itu menjauhinya. Di desa tersebut ada sebuah
kebiasaan untuk memberi mas kawin dari pria yang hendak melamar gadis. Dan pasti, si buruk
rupa tadi, menjadi tertawaan para pemuda.

Banyak tidaknya mas kawin yang diberikan tersebut tergantung dari kecantikan sang gadis.
Jadi apabila gadis itu berwajah biasa-biasa saja, maka mas kawinnya berharga seekor
kambing. Kalau lebih cantik lagi, jumlah kambingnya bertambah banyak. Dan yang terbanyak
mas kawinnya sampai saat itu adalah mas kawin primadona di desa tersebut, sebanyak 10 ekor
kambing.

Setiap orang berguman tentang 'harga' gadis jelek itu. Mereka berkata, "Ah, dia kan buruk
rupa. Mana ada yang mau dengan dia. Jangankan seekor kambing, seekor ayam pun pasti tidak
ada yang mau membayarnya. " Dan yang lain berkata, "Jangankan seekor ayam, membayarnya
dengan bangkai ayam mati pun pasti tidak ada yang mau."

Mereka menertawakan nasib gadis malang yang buruk rupa itu. Gadis itu bolak-balik medengar
gurauan mereka, dan hatinya menjadi sedih dan terluka. Harga dirinya rusak, dan dia sendiri
hampir percaya, bahwa tidak ada seorang pun yang mau mengambil dia sebagai istri.

Sampai suatu saat, tersiar kabar bahwa gadis buruk rupa itu disunting oleh pemuda dari
desa seberang. Dan penduduk desa pun bertanya-tanya, pemuda malang manakah yang
gila meminang gadis buruk rupa itu?

Mereka berbondong-bondong datang ke rumah orangtua gadis buruk rupa tersebut dan
bermaksud menanyakan tentang kebenaran hal tersebut. Dan alangkah kagetnya mereka,
ketika sampai di sana, mereka menemukan mas kawin dari pemuda itu. Mas kawinnya berupa sapi!

Tidak pernah ada seorang wanita cantik mana pun yang pernah diberi mas kawin semahal
dan seberharga itu! Bahkan gadis tercantik di desa itu hanya 'seharga' 10 ekor kambing.
Dan mereka lebih terkejut lagi ketika mendapatkan bahwa tidak hanya seekor sapi, tapi
ada sepuluh ekor sapi di kandang di samping rumah gadis buruk rupa itu.

Sepuluh? Ya 10 ekor sapi! Mereka tambah penasaran. Oleh sebab itu, penduduk
berbondong-bondong berjalan ke desa seberang untuk melihat bagaimana nasib wanita
buruk rupa itu. Berjuta pertanyaan muncul saat itu, "Kok pemuda itu gila ya? Matanya buta
kali, nggak lihat apa kalau dia jelek setengah mati? Ah, jangan-jangan cuma dijadikan pembantu
rumah tangga, pasti diberi makanan yang sedikit lalu dijual lagi ke pedagang budak berlian."

Ketika sampai di rumah pemuda tersebut, mereka melihat bahwa rumah tersebut amatlah
mewah. Dindingnya diukir dengan amat indah. Dan mereka semakin yakin bahwa dugaan
mereka tentang wanita malang ini akan dijadikan pembantu rumah tangga dan budak adalah benar.

Ketika mereka mengetuk pintu, seorang pemuda yang amat tampan menyambut mereka.
Dia memperkenalkan diri sebagai pemilik rumah. Mereka bertanya apakah mereka bisa bertemu
dengan gadis tersebut. Sang pemuda kembali masuk ke rumah, setelah mempersilahkan mereka
duduk di ruang tamu.

Seorang wanita muda yang cantik datang menyambut mereka. Rambutnya tertata rapi, tutur
katanya halus, dengan ramah ia mempersilahkan mereka mengambil makanan dan minuman.

Penduduk bertanya, "Di manakah gerangan gadis yang berasal dari desa mereka? Apakah
baik-baik saja? Di manakah ia sekarang?" Wanita yang cantik tersebut menjawab, "Sayalah
orangnya."

Orang-orang pun melongo, melotot, dan tak mampu berkata-kata. Mereka bertanya? Apakah
benar? Apakah mereka tak salah lihat? Gadis itu kan jelek sekali, sementara wanita di depan
mereka itu amat anggun, amat cantik.

Wanita tersebut berkata, "Saya merasa cantik, ketika saya mengetahui bahwa suami saya
menghargai saya dengan jumlah yang amat tinggi. Saya sadar bahwa dia berusaha berkata
bahwa saya cantik, bukan seperti apa kata orang, tetapi karena dia mencintai saya sebesar itu.
Sebagai balasannya, saya berusaha memberikan yang terbaik yang pernah saya bisa berikan,
karena saya tahu, suami saya membeli saya dengan harga yang amat mahal. Saya berdandan
dengan cantik, saya mengubah model rambut saya, dan berusaha menyenangkan hati suami
saya. Dan inilah saya yang sekarang."

maspeypah
  • Digg
  • Facebook
  • Google
  • StumbleUpon
  • TwitThis

Artikel Menarik Lainnya



Komentar :

ada 0 comment ke “Harga sebuah cinta”

Posting Komentar