Setiap hari kita melakukan berbagai kegiatan mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi.
Belajar, bermain, berangkat sekolah, bekerja atau sekedar duduk merenung. Pernahkah
kita menghayati makna semua kegiatan yang kita lakukan, menikmatinya atau sekedar
menjalaninya? Seringkah kita merasa bosan dengan apa yang kita alami?
Jika kita sudah memiliki pertanyaan-pertanyaan itu, SELAMAT! berarti kita masih memiliki
keinginan untuk tahu dan daya pikir yang dinamis. Pertanyaan itu pasti akan muncul ketika
kita merasa jenuh dengan apa yang kita alami. Jenuh, bosan. Untuk mengatasinya, kita
harus mencari tahu akar dari rasa jenuh itu, sehingga bisa menemukan cara untuk menyiasatinya.
Umumnya, kita merasa jenuh karena ada yang kosong di hati kita. Itu bisa terjadi karena
sesuatu yang bersifat monoton, rutinitas, dan gak ada harmoni. Tidak semua orang suka
keteraturan, banyak yang menyukai tantangan. Sesuatu yang kita cari untuk mengatasi
rasa jenuh ialah inspirasi. Sedangkan celah yang mampu menghilangkan rasa jenuh ialah kreasi.
Belajar, bermain, berangkat sekolah, bekerja atau sekedar duduk merenung. Pernahkah
kita menghayati makna semua kegiatan yang kita lakukan, menikmatinya atau sekedar
menjalaninya? Seringkah kita merasa bosan dengan apa yang kita alami?
Jika kita sudah memiliki pertanyaan-pertanyaan itu, SELAMAT! berarti kita masih memiliki
keinginan untuk tahu dan daya pikir yang dinamis. Pertanyaan itu pasti akan muncul ketika
kita merasa jenuh dengan apa yang kita alami. Jenuh, bosan. Untuk mengatasinya, kita
harus mencari tahu akar dari rasa jenuh itu, sehingga bisa menemukan cara untuk menyiasatinya.
Umumnya, kita merasa jenuh karena ada yang kosong di hati kita. Itu bisa terjadi karena
sesuatu yang bersifat monoton, rutinitas, dan gak ada harmoni. Tidak semua orang suka
keteraturan, banyak yang menyukai tantangan. Sesuatu yang kita cari untuk mengatasi
rasa jenuh ialah inspirasi. Sedangkan celah yang mampu menghilangkan rasa jenuh ialah kreasi.
Inspirasi dan kreasi merupakan dua nilai ide yang bisa menyentuh rasa dan jiwa untuk berselera. Mengayuh pikir untuk terus mengalir dan bermuara pada satu karya yang bisa,
biasa bahkan luar biasa. Inspirasi lahir dari penglihatan, pendengaran yang diteruskan ke
ladang keinginan, harapan, impian dan cita-cita. Kreasi tumbuh karena adanya dorongan
inspirasi untuk berani menciptakan dan mewujudkan sesuatu itu agar menjadi nyata.
Banyak membaca bisa merangsang tumbuhnya inspirasi. Dengan banyak membaca, kita
menjadi banyak belajar. Dengan banyak belajar, kita bisa menghasilkan kreasi dan karya.
Membaca di sini bukan sekedar membaca serangkaian aksara, melainkan membaca dengan
melibatkan unsur kepekaan telinga, hati dan pikiran, sehingga jiwa kita tergugah untuk mencipta.
Medium seperti ini, tidak harus selalu hal-hal yang kelihatan besar, tetapi bisa dimulai dari
hal-hal kecil yang kita alami sehari-hari yang justru membuat kita merasa jenuh tadi. Sebagai
ilustrasi, kita sering merasa bosan makan cireng (penganan yang terbuat dari adonan tepung
sagu yang digoreng) dengan rasa yang standard (asin gurih).
Kebosanan itu bisa membuat kita berpikir untuk membuat aneka rasa cireng. Cireng isi oncom,
isi ayam, isi keju, isi daging, dan isi sosis. Ketika pikiran ini menggugah perasaan dan keinginan kita untuk mencoba, maka inilah inspirasi. Inspirasi ini dapat dikembangkan menjadi sebuah ide kreatif dan menghasilkan karya yang disukai dan dinikmati orang lain. Ide kreatif inilah yang akan menjadi sebuah kreasi.
Kreasi lahir dari keberanian mencoba dan berani tampil beda. Sesuatu yang dianggap
kreatif ialah yang berbeda dari kebanyakan dan tak biasa. Pada awalnya, ilustrasi seperti
cireng anekarasa mungkin hanya satu atau dua orang saja yang mengembangkan, sehingga
banyak penikmat kuliner yang berburu penganan tersebut sampai ke luar kota.
Penganan yang berbeda dari rasa, kemasan, bahkan harga yang biasa. Dalam
perkembangannya, banyak orang yang kemudian terinspirasi dan menciptakan rasa
yang lebih bervariatif. jadi jikalau orang yang mau membaca, berani mencoba dan
menciptakan sesuatu dapat mengasah kecerdasan pikiran, perasaan dan tindakannya
agar lepas dari kejenuhan.
Bacalah dari sesuatu yang kita lihat, bacalah dari pribadi yang sering kita temui, bacalah dari pengalaman yang pernah dialami siapapun dan bacalah dari seluruh keinginan dan kenyataan.
Lalu, cobalah melakukan sesuatu yang kita bisa, kita harapkan dan kita inginkan.
Cobalah mewujudkan sesuatu yang kita baca menjadi nyata. Niscaya hidup lebih bermakna
meskipun itu sederhana. Ide itu tidak pernah mati selagi kita masih memiliki rasa ingin tahu,
mau berpikir dan mau berupaya untuk mewujudkannya.
Komentar :
Posting Komentar