Thanks buat nenek n kakek yg melintas didepan gw, berboncengan dg sepeda n keserasian kln, memberikan ku inspirasi untuk tulis ini karangan fiktif..hehe
============
Seperti pagi2 biasanya, suamiku memboncengiku bersepeda ria, mengelilingi taman indah, meyaksikan mentari terbit dan menyambut hari yg cerah. Setelah bersepeda ria biasanya kami makan manisan bersama. Keserasian ini melupakan kami akan usia yang sudah tidak lagi muda,tapi keharmonisan dan romatisnya suamiku, tidak kalah dengan anak-anak muda. Usia ku yang telah menginjak 1/2 abad ini tidak melunturkan ikatan pernikahan kami. Dy (suami) adalah laki-laki gagah dan penuh dg cinta kasih walaupun dia sedikit berbicara dan tegas tapi dialah laki-laki yang membuat ku jatuh hati, tidak ada hari2 yang membuatku bosan bersamanya, walaupun rambut telah memutih, kulit telah berkeriput, dan kami tidak segagah dan cantik dulu lagi, tapi cinta yang bersemi diantara kami tidak perna sirna, bagaikan pohon cemara yang dapat hidup diantara torpaan angin, teriknya matahari, dan hujan deras, begitulah cintanya.
Kami hanya mempunyai seorang anak, dan hidup kami sangat sederhana, tapi menurutku hidup kami kaya akan kebahagiaan yang tidak dapat dibeli.
Pernah pertanyaan2 besar menghampiri pikiranku dan melumpuhkan saraf2 otakku, "mengapa dia yg begitu sempurna memilih ku?" padahal dulu dirinya yang gagah dan tampan banyak yang menyukainya, sedangkan diriku dulu hanya seorang wanita sederhana, tidak menarik untuk kaum lelaki. Tapi Setiap lontaran pertanyaan itu kuberikan dia terus tersenyum dan selalu berkata " aku mencintaimu", tiada alasan yang dapat dia berikan untuk ku, mungkin dia bercanda, mungkin juga tiada kata2 yang dapat dia ungkapan lagi buat diriku, atau juga karena cinta tidak mengenal alasan, tapi semua itulah yang terlintas di benakku saat itu.
Tapi sungguh benar apa yang telah ia perbuat, aku terlena dg dirinya, tidak pernah kami bertengkar sejak dia meminangku untuk menemaninya, meskipun dia adalah orang yg tegas, tapi dia adalah pemurah, periang, dan berjiwa besar. Setiap permasalah dia yang menenangiku, dia mengalah demi emosiku, tanpa berbicarapun dia telah menunjukkan cinta sesungguhnya, yang tidak mungkin aku terima jika bersama lelaki lain. Mungkin, aku adalah wanita paling beruntung yang dapat menikahinya dan bersamanya.
Masih ku ingat pertama kali berjumpa dengannya, canggungnya dirinya membuat suasana hati ini tersenyum, mungkin itu karena aku wanita pertama dan terakhir yang menjadi pilihannya, dan pada waktu persalinan anak kami, dia yang memotivasi diriku. Mengengam kedua tanganku, dan memberikan kekuatan kpdku, serta menjaga diriku dan buah hati ku. Dia sungguh ksatria dalam hidup ini.
Sungguh, waktu berlalu begitu cepat. Kenangan-kenangan itu hampir pudar bersamanya. 100 hari telah berlalu setelah kepergiannya meninggalkan dunia fana ini. Tapi setiap harinya anakku lah yang diutus menemaniku bersepeda, tak lupa juga sekardus besar manisan yang telah dibungkus dengan hiasan yang ditinggalkan suami ku untuk setiap hari ku memakannya satu, untuk menemani kegiatan kami seperti biasanya setelah bersepeda, Setiap bungkusan selalu tertulis pesan2 dan kata2 biasa yang disebutkannya untukku , seakan-akan dia selalu hadir di sebelahku dan membisikkannya ditelinga ini. Sampai kepergiaannya, dia telah menyiapkan semua kado2 untuk ultah ku, dan kado untuk pernikahan kami, untuk ku buka setiap hari ultahku dan hari pernikahan kami. seolah-olah ia tak mau ketinggalkan untuk merayakannya. Walaupun dia tidak lagi berada disamping kudan menemaniku, tetapi aku merasakan ia hidup sejati dalam hati n jiwa ini dan bergerak mengawasi semua tindakanku.
Terimakasih suamiku....(josse; 24 feb '10)
Ps : cintalah orang yang benar-benar mencintai anda,karena dialah orang yg akan mewarnai hidup anda, dialah orang yang akan membuat diri mu bahagia, dia juga yang akan memberikan dirimu arti cinta yg sesungguhnya.
Komentar :
Posting Komentar