Raja dari Kerajaan Shu
Nama Lengkap: Liu Xuande
Lahir: A.D. 161
Meninggal: A.D. 223
Ayah: Pangeran Zhongshan Jing
Istri: Nyonya Gan, Nyonya Mi, Nyonya Sun
Anak: Liu Feng (diadopsi, A.D. 190), Liu Chan (A.D. 207), Liu Yong (A.D. 216), Liu Li (A.D. 217)
Cucu: Liu Chen (anak dari Liu Chan, A.D. 227)
Lahir: A.D. 161
Meninggal: A.D. 223
Ayah: Pangeran Zhongshan Jing
Istri: Nyonya Gan, Nyonya Mi, Nyonya Sun
Anak: Liu Feng (diadopsi, A.D. 190), Liu Chan (A.D. 207), Liu Yong (A.D. 216), Liu Li (A.D. 217)
Cucu: Liu Chen (anak dari Liu Chan, A.D. 227)
Seorang penerus dari Pangeran Zhongshan Jing. Liu Bei adalah seorang penenun jerami sebelum kemunculan Pemberontakan Selendang Kuning. Dia bertemu dengan Guan Yu dan Zhang Fei, lalu mereka mengangkat saudara di Taman Peach dan bersumpah untuk menggabungkan kekuatan demi mengembalikan kedamaian dan ketentraman.
Liu Bei mencatat keberhasilan dalam peperangan melawan Pemberontakan Selendang Kuning, namun dia tidak berhasil membangun kekuatan lebih lanjut. Serangkaian kekalahan dan tragedi membuat Liu Bei harus berlindung dibawah Cao Cao, Yuan Shao, kemudian Liu Biao.
Meskipun Liu Bei bertekad mengembalikan kedamaian dan ketentraman di seluruh negeri, namun dia dikecewakan oleh kekalahan-kekalahan yang dialami. Saat itu Liu Bei sudah berumur sekitar 40 tahun dan hanya sedikit sekali yang telah dicapai. Terutama jika dibandingkan dengan kemajuan yang dialami oleh Cao Cao dan Sun Ce. Cao Cao sudah menguasai seluruh daratan bagian utara dan Sun Ce menguasai daerah di sebelah selatan Sungai Yangtze (Chang Jiang), padahal Liu Bei masih mencari perlindungan dibawah Liu Biao.
Titik balik Liu Bei adalah saat dia bertemu dengan Xu Shu dan mendapatkan nasehat militer dari Xu Shu. Takjub karena kekalahan Cao Ren oleh Xu Shu, maka Cao Cao setuju menjalankan usul dari Cheng Yu untuk menarik Xu Shu ke pihak Cao Cao, dan berhasil. Sebelum Xu Shu pergi, Xu Shu berkata kepada Liu Bei mengenai Zhuge Liang dan Pang Tong.
Dengan ketulusan dan bujukan Liu Bei, Zhuge Liang bersedia meninggalkan pertapaan untuk mendampingi Liu Bei. Kejadian ini merupakan awal dari kemajuan pesat yang akan dialami Liu Bei di kemudian hari. Liu Bei berhasil melarikan diri ke Jiang Xia setelah tentara Cao Cao berusaha menaklukkan daerah selatan. Liu Bei berhasil menguasai Jingzhou setelah Kerajaan Wu mengalahkan tentara Cao Cao.
Diberi nasehat oleh Zhuge Liang dan Pang Tong bahwa Jingzhou tidak bisa dipertahankan secara lama karena adanya kemungkinan besar serangan dari negara lainnya, meskipun memiliki keunggulan tersendiri, Liu Bei tidak bersedia melepas Jingzhou. Namun Liu Bei berusaha mengamankan jalan belakang dari Jingzhou dengan menyerang Terusan Jiameng. Peperangan tidak berlangsung baik bagi pihak Liu Bei dan beruntung Zhuge Liang datang membawa tentara bantuan untuk menyelamatkan Liu Bei dengan meninggalkan Guan Yu di Jingzhou. Kekuatan gabungan ini akhirnya berhasil menaklukkan Yizhou dan Chengdu. Selama peperangan itulah Ma Chao bergabung dengan pihak Liu Bei.
Waspada karena kesuksesan Liu Bei menguasai Yizhou dan Chengdu, Cao Cao melancarkan serangan ke daerah kekuasaan Zhang Lu di Hanzhong untuk memberikan jalan bagi Cao Cao memusnahkan Liu Bei. Penaklukkan Hanzhong mencemaskan Liu Bei, karena daerah itu merupakan pintu gerbang untuk masuk ke wilayah kekuasaannya. Persiapan segera dilakukan dan penyerangan Liu Bei ke Hanzhong menyebabkan Hanzhong berpindah tangan dari Cao Cao ke Liu Bei. Kejadian ini membuat Liu Bei semakin kokoh karena Hanzhong dan Shu berada dalam kekuasaannya.
Namun masa kemenangan itu hanya sebentar, Cao Cao dan Sun Quan bergabung untuk menyerang Jingzhou yang dikawal oleh Guan Yu. Jingzhou lalu jatuh dibawah tekanan dua kekuatan besar, dan menyebabkan Guan Yu beserta anak angkatnya, Guan Ping, tertangkap dan dijatuhi hukuman mati.
Kematian Guan Yu membuat Liu Bei marah besar dan melancarkan serangan terhadap Kerajaan Wu. Serangan itu awalnya berhasil dengan baik, namun semuanya berubah setelah Wu mengangkat Lu Xun sebagai Panglima Perang.
Liu Bei berhasil melarikan diri ke Baidicheng. Namun penderitaan hebat membuatnya jatuh sakit, dan tidak berhasil sembuh sehingga merenggut nyawa Liu Bei. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Liu Bei menyerahkan takhta ke anaknya, Liu Chan, dengan kendali di tangan Zhuge Liang, dan menyuruh anaknya menganggap Zhuge Liang sebagai ayah.
Komentar :
Posting Komentar