translate languages

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

28 Mar 2010

Usia yang tidak belia lagi


Di lihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah
mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya di isi dengan merawat istrinya
yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka menikah sudah lebih 32 tahun.

Mereka dikarunia empat orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan
anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun,
menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang
lidahnya pun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan
mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan
istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah
tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang
untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti
pakaian dan selepas sore dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja
yang dia alami kesehariannya.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno
sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat
istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka
sudah dewasa tinggal si bungsu yang masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak Suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil
menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga
masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yang merawat, yang dia inginkan
hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yang cukup hati2 anak yang sulung berkata "Pak kami ingin sekali
merawat ibu semenjak kami kecil melihat Bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun
keluhan keluar dari bibir bapak, bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu".
dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2 nya sudah yang keempat
kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya,
kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak
tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat Ibu sebaik-baiknya secara bergantian.

Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak2 mereka. "Anak2ku
jikalau perkawinan dan hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah
lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia
telah melahirkan kalian, sejenak kerongkongannya tersekat. kalian yang selalu kurindukan
hadir didunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat menghargai dengan apapun.
Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini?

Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah batin bapak bisa bahagia meninggalkan
ibumu dengan keadaannya sekarang ini, kalian menginginkan bapak yang masih diberi
Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit.

Sejenak meledaklah tangis anak2 Pak Suyatno merekapun melihat butiran2 kecil jatuh
dipelupuk mata ibu Suyatno dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu.

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta
untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada
Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat sendiri istrinya
yang sudah tidak bisa apa2. disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu
yang hadir distudio kebanyakan kaum perempuan pun tidak sanggup menahan
haru disitulah Pak Suyatno bercerita.

Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi
tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) adalah kesia-siaan.
Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun
dengan sabar merawat saya mencintai saya dengan hati dan batinnya bukan dengan mata,
dan dia memberi saya 4 orang anak yang lucu2.

Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama dan itu merupakan
ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa
adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dalam keadaan
dia sakit seperti sekarang ini.

Semoga kita semua secara ber sama2 bisa merenungi dari cerita kisah nyata tersebut.

Salam hangat selalu sahabat dimanapun anda berada saat ini, semoga kita semua hidup dalam
damai sejahtera dan tidak kekurangan suatu apapun.

maspeypah
  • Digg
  • Facebook
  • Google
  • StumbleUpon
  • TwitThis

Artikel Menarik Lainnya



Komentar :

ada 0 comment ke “Usia yang tidak belia lagi”

Posting Komentar