Manusia sering merasa tersakiti dan merasa tidak puas hingga akhirnya ia berusaha keras
untuk menjadi pintar agar bisa mendapatkan semua keinginannya dan tidak tersakiti lagi.
Ia belajar, sebelum di tipu maka harus menipu terlebih dahulu, karena pekerjaan menipu
mudah hingga menjadi kebiasaan.
Ia belajar, sebelum di takuti maka harus menakut nakuti terlebih dahulu, karena jika semua
orang takut, ia dapat menyuruh orang lain sesukanya.
Ia belajar, jika bisa menerima terus sebanyak banyaknya tanpa harus memberi.
Ia belajar, pengetahuan sebanyak banyaknya agar ia bisa mengetahui segala sesuatunya.
Karena sejak dulu selalu menipu sehingga ia tidak bisa lagi membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk.
Karena selalu menakuti semua orang sehingga ia menjadi takut sendiri jikalau ada sesuatu.
Karena maunya menerima terus menerus hingga ia tidak pernah puas walaupun ia telah
mendapatkan yang ia butuhkan.
Karena ia mengetahui segala apa yang ada dan apa yang akan kira kira terjadi
maka ia selalu iri jika ia mengetahui sesuatu milik orang lain dan ia selalu berusaha
keras menghindari yang akan menimpanya di kemudian besok hari, lusa, selanjutnya
dan hari tuanya.
Akhirnya manusia itu sadar dan tanpa sadar, sengaja dan tanpa sengaja berusaha
keras menjadi, menyaingi, bahkan melebihi Yang Maha Kuasa yang telah menciptakannya.
apa yang di buat manusia walaupun hasilnya hampir mirip tapi tidak akan bisa sesempurna
karya Yang Maha Kuasa.
Jika anda tidak menipu diri sendiri dan orang lain maka anda akan melihat jelas
hal2 kebaikan itu.
Jika anda melihat hal2 kebaikan itu resapi dan jalanilah maka anda tidak akan takut
di situasi apapun juga.
Jika anda tenang dalam situasi apapun juga, maka anda akan menerima dan bersyukur
disaat anda menerima hal2 kecil maupun hal2 besar dan tentu anda akan berbalik membalas
kebaikan itu kepada orang lain. Dan jika anda selalu melihat hal2 yang baik, menjalani hal2
yang baik, tenang disituasi apapun juga, selalu bersyukur setiap saat serta selalu berbuat
kebaikan terhadap orang lain, maka anda tidak perlu lagi sibuk untuk mengetahui segala
sesuatunya karena anda tidak iri lagi saat melihat orang lain senang malahan anda bahagia
saat melihat orang lain senang, anda akan tabah dan sabar disaat anda jatuh sakit, anda
tidak akan mengeluh disaat anda jatuh susah, dan anda akan menerima kondisi anda disaat
anda tua, dan yang terakhir anda tidak akan peduli lagi bagaimana, dimana dan kapan anda
meninggal karena anda sudah menjalani semuanya.
Yang Maha Kuasa tidak melihat bagaimana anda di lahirkan apakah rumah sakit atau
puskesmas, tidak melihat apakah anda kaya ataupun miskin, tidak melihat bagaimana
anda meninggal apakah karena tua, sakit, di tabrak, dan lain2 sebagainya. Tapi Yang
Maha Kuasa melihat bagaimana perjuangan anda saat berusaha membuat sebuah senyum
di bibir orang lain, memperjuangkan kehidupan suami, istri, dan anak anda, selalu tenang
disaat menerima masalah, dan berbagi kebahagiaan disaat melewati masalah itu.
Semoga dapat menjadi inspirasi dan semangat untuk semua orang yang membacanya.
untuk menjadi pintar agar bisa mendapatkan semua keinginannya dan tidak tersakiti lagi.
Ia belajar, sebelum di tipu maka harus menipu terlebih dahulu, karena pekerjaan menipu
mudah hingga menjadi kebiasaan.
Ia belajar, sebelum di takuti maka harus menakut nakuti terlebih dahulu, karena jika semua
orang takut, ia dapat menyuruh orang lain sesukanya.
Ia belajar, jika bisa menerima terus sebanyak banyaknya tanpa harus memberi.
Ia belajar, pengetahuan sebanyak banyaknya agar ia bisa mengetahui segala sesuatunya.
Karena sejak dulu selalu menipu sehingga ia tidak bisa lagi membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk.
Karena selalu menakuti semua orang sehingga ia menjadi takut sendiri jikalau ada sesuatu.
Karena maunya menerima terus menerus hingga ia tidak pernah puas walaupun ia telah
mendapatkan yang ia butuhkan.
Karena ia mengetahui segala apa yang ada dan apa yang akan kira kira terjadi
maka ia selalu iri jika ia mengetahui sesuatu milik orang lain dan ia selalu berusaha
keras menghindari yang akan menimpanya di kemudian besok hari, lusa, selanjutnya
dan hari tuanya.
Akhirnya manusia itu sadar dan tanpa sadar, sengaja dan tanpa sengaja berusaha
keras menjadi, menyaingi, bahkan melebihi Yang Maha Kuasa yang telah menciptakannya.
apa yang di buat manusia walaupun hasilnya hampir mirip tapi tidak akan bisa sesempurna
karya Yang Maha Kuasa.
Jika anda tidak menipu diri sendiri dan orang lain maka anda akan melihat jelas
hal2 kebaikan itu.
Jika anda melihat hal2 kebaikan itu resapi dan jalanilah maka anda tidak akan takut
di situasi apapun juga.
Jika anda tenang dalam situasi apapun juga, maka anda akan menerima dan bersyukur
disaat anda menerima hal2 kecil maupun hal2 besar dan tentu anda akan berbalik membalas
kebaikan itu kepada orang lain. Dan jika anda selalu melihat hal2 yang baik, menjalani hal2
yang baik, tenang disituasi apapun juga, selalu bersyukur setiap saat serta selalu berbuat
kebaikan terhadap orang lain, maka anda tidak perlu lagi sibuk untuk mengetahui segala
sesuatunya karena anda tidak iri lagi saat melihat orang lain senang malahan anda bahagia
saat melihat orang lain senang, anda akan tabah dan sabar disaat anda jatuh sakit, anda
tidak akan mengeluh disaat anda jatuh susah, dan anda akan menerima kondisi anda disaat
anda tua, dan yang terakhir anda tidak akan peduli lagi bagaimana, dimana dan kapan anda
meninggal karena anda sudah menjalani semuanya.
Yang Maha Kuasa tidak melihat bagaimana anda di lahirkan apakah rumah sakit atau
puskesmas, tidak melihat apakah anda kaya ataupun miskin, tidak melihat bagaimana
anda meninggal apakah karena tua, sakit, di tabrak, dan lain2 sebagainya. Tapi Yang
Maha Kuasa melihat bagaimana perjuangan anda saat berusaha membuat sebuah senyum
di bibir orang lain, memperjuangkan kehidupan suami, istri, dan anak anda, selalu tenang
disaat menerima masalah, dan berbagi kebahagiaan disaat melewati masalah itu.
Semoga dapat menjadi inspirasi dan semangat untuk semua orang yang membacanya.
Komentar :
Posting Komentar