translate languages

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

25 Des 2010

air raja

Di sebuah kelas kimia, kami belajar bagaimana asam berpengaruh pada berbagai macam bahan lainnya. Dalam salah satu eksperimen yang kami adakan, Dosen kami memberi sebutir emas dan memberitahu kami untuk melarutkannya. Kami merendamnya semalaman didalam cairan asam paling kuat yang kami miliki, dan mencoba bermacam kombinasi asam. Kemudian, kami memberitahunya bahwa emas itu tidak larut.

Dosen tersebut tersenyum. “Saya tahu kalian tidak dapat melarutkan emas,” ujarnya, “kalian tidak memiliki asam yang mampu menyerangnya, tetapi cobalah ini.”

Dia memberi kami sebuah botol dengan label “Nitromuriatic Acid (Agua Regia)” Kami menuangkan sebagian isinya ke dalam tabung yang berisi butiran emas, dan emas yang tampaknya tahan terhadap asam lainnya kali ini dengan cepat menghilang dalam “Air Raja”. Akhirnya, emas itu mampu menemukan tuan yang mampu menguasainya.

Keesokkan harinya, di kelas, Dosen itu bertanya ” Apakah kalian tahu mengapa air tersebut disebut air raja?”
“Ya,” jawab kami, “karena air tersebut berkuasa atas emas yang dapat menahan segala sesuatu yang lain yang dituangkan ke atasnya.” Kemudian dia berkata, ” Anak-anak, tidak ada salahnya jika hari ini saya meluangkan waktu untuk memberitahu kalian bahwa ada satu lagi bahan yang sama yang tidak mudah dipengaruhi seperti halnya emas.

Hanya ada satu bahan yang berkuasa atasnya - darah Kristus Juru Slamat, air raja bagi jiwa.”

“A Child’s Angel”

Once upon a time there was a child ready to be born. So one day he asked God:
They tell me you are sending me to earth tomorrow but how am I going to live there being so small and helpless?
Among the many angels, I chose one for you. She will be waiting for you and will take care of you.
But tell me, here in Heaven, I don’t do anything else but sing and smile, that’s enough for me to be happy.
Your angel will sing for you and will also smile for you everyday. And you will feel your angel’s love and be happy.
And how am I going to be able to understand when people talk to me, if I don’t know the language that men talk?
Your angel will tell you the most beautiful and sweet words you will ever hear, and with much patience and care, your angel will teach you how to speak.
And what am I going to do when I want to talk to you?
Your angel will place your hands together and will teach you how to pray.
I’ve heard that on earth there are bad men. Who will protect me?
Your angel will defend you even if it means risking its life.
But I will always be sad because I will not see you anymore.
Your angel will always talk to you about me and will teach you the way for you to come back to me, even though I will always be next to you.
At that moment there was much peace in Heaven, but voices from earth could already be heard, and the child in a hurry asked softly:
Oh God, if I am about to leave now, please tell me my angel’s name Your angel’s name is of no importance, you will call your angel: Mommy
ohhh! how so cute. Please share it with everyone…
(author unknown)

Apakah kita orang munafik

Ini pertanyaan yang seru untuk diperdebatkan.
Tetapi didalam menjawab pertanyaan seperti ini kita mesti jujur terhadap diri kita sendiri dan hatinurani kita.
Kita hidup didalam dunia.
Mau tidak mau kita mengikuti pola yang ada didalam dunia (sekularisme) Alkitab banyak mengajar kita untuk hidup dengan radikal.
Yesus mengajarkan …
“Jangan berzinah” .. tetapi Yesus mengatakan
“Setiap orang yang memandang perempuan itu dan mengingininya,
berarti dia telah berzinah dengan perempuan itu didalam hatinya” (Mat 5: 27-28)
Dan masih banyak hal lagi.
Kalau saya boleh bertanya …
“Apakah kamu butuh uang ???”
Tentu dengan sepakat kita mengatakan kita mau.
Tentu kita ingat bahwa “Kita tidak boleh terikat apapun juga didalam dunia”.
Tentu kalau kita dengan uang kan nggak ada masalah.
Ok.. saya juga setuju dengan hal ini..
Tapi pernahkan kita berpikir .. apakah kita bisa hidup tanpa memegang uang ????
“Trust in the Lord ???”
Saya rasa saya juga berpikir susah juga.
Saya masih suka untuk banyak menghabiskan uang saya.
Saya lebih memilih naik ojek dari pada naik angkot.
Saya lebih suka makan daging daripada sayuran.
Saya kepingin punya rumah, mobil dsb…
Kalau begitu apakah uang itu mengikat diri saya ???
Saya berpikir dan lama berpikir…….
Saya memang butuh uang but saya juga nggak mau terikat dengan itu.
Mungkin dengan ilustrasi akan lebih memudahkan ..
“Tiba - tiba kita mendapat undian BCA ataupun apapun juga
Kita mendapat 250 jt. Apakah yang akan kita lakukan ??”
Pasti kita berpikir akan diberi ke PD atau Gereja atau ke Panti Asuhan sekian puluh jt.
Terus sisanya kita mau gunakan untuk apa ????
Coba buat list dulu sebelum kita lanjutkan….
…………wait for 1 minute…….
Kita sering berkata I love You Lord.. more than everything
Coba kita katakan lalu kita liat List kita ?????
he.. he.. he.. ternyata susah untuk mencintai Tuhan.
Ternyata masih banyak keinginan kita sendiri dari pada keinginan Tuhan.
Saya pernah membaca sebuah buku ada tulisan seperti ini.
“Saya kepingin punya rumah pribadi dengan segala barang yang mewah TV besar, sound system, AC
Saya ingin sarapan pagi saya dikamar
Dengan telur dadar, sosis, segelas susu
Saya ingin dilayani oleh para pembantu
Saya perintah untuk mengambilkan saya koran, minum
Saya ingin punya seoran sopir pribadi
Yang siap mengantar saya kemanapun saya pergi
Saya ingin berada dalam sebuah mobil mewah
Dengan sound sytem yang ada, TV, kulkas mini, AC
Saya kepingin punya seorang istri
Cantik, sabar, lembut dan penuh pengertian
Saya mau dia menemani saya pada waktu sore hari
Saya mau berdua dengan dia melihat matahari terbenam
Saya ingin punya anak yang lucu dan manja
Saya ingin melewatkan waktu tua saya dengan istri
Dengan anak saya dengan menantu saya dengan cucu saya
Tetapi semua itu hanya keinginan saya
Semua telah kupersembahkan kepada Tuhan”
Ini adalah semua puisi yang telah ditulis oleh seorang Pastur
Semua keinginan itu boleh kita miliki.
Tapi apakah kita ingat apa yang Tuhan mau. (God First)
Sayapun masih terlalu susah untuk mencintai Tuhan terus apakah kita harus ambruk……
Kita masih terus diberi kesempatan untuk boleh mencintai Tuhan lebih lagi…..
Kalau kita masih hidup hari ini … ini tanda bahwa Tuhan
memberi kita kesempatan untuk belajar mencintai Tuhan lebih
lagi dan memperbaiki diri kita. he… he.. he…..
Ternyata seru juga ngetik kaya gini…
OK … mari kita coba secara bersama.
Saya rasa kita bukanlah orang munafik.
Karena kita masih punya keinginan
dan kita mau jujur bahwa kita masih punya keinginan ketika ditanya orang.
But kita mau mencari kehendak Tuhan didalam hidup ini
dan mau persembahkan seluruh keinginan kita bagi Kemuliaan Tuhan.
Saran : Mulailah berdoa sebelum kita mengambil sebuah keputusan untuk masa depan kita dan minta orang berpengalaman untuk membimbing kita.
Ok.. God Bless You all

Air mata wanita

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya.
“Ibu, mengapa Ibu menangis?”.
ibunya menjawab, “Sebab, aku wanita.”
“Aku tak mengerti,” kata si anak lagi.
Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat.
“Nak, kamu memang tak akan mengerti….” Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya.
“Ayah, mengapa Ibu menangis?.
Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?
Sang ayah menjawab, “Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan.
“Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan
“Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?”

Dalam mimpinya, Tuhan menjawab, “Saat Kuciptakan wanita, aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu….Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.Wanita, kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih,walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.. Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang , untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankan tulang rusuk-lah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa, suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi. Dan, akhirnya, kuberikan ia airmata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan.

Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, airmata ini adalah airmata kehidupan.”

A BEAUTIFUL STORY ABOUT ATTITUDE

Jerry is the manager of a restaurant in America. He is always in a good mood and always has something positive to say. When someone would ask him how he was doing, he would always reply, “If I were any better, I would be twins!”

Many of the waiters at his restaurant quit their jobs when he changed jobs so they could follow him around from restaurant to restaurant. The reason the waiters followed Jerry was because of his attitude. He was a natural motivator. If an employee was having a bad day, Jerry was always there, telling the employee how to look on the positive side of the situation.

Seeing this style really made me curious, so one day I went up to Jerry and asked him, “I don’t get it! No one can be a positive person all of the time. How do you do it?”

Jerry replied, “Each morning I wake up and say to myself, I have two choices today. I can choose to be in a good mood or I can choose to be in a bad mood I always choose to be in a good mood. Each time something bad happens, I can choose to be a victim or I can choose to learn from it. I always choose to learn from it. Everytime someone comes to me complaining, I can choose to accept their complaining or I can point out the positive side of life. I always choose the positive side of life.”
“But it’s not always that easy,” I protested.

“Yes, it is,” Jerry said “Life is all about choices. When you cut away all the junk, every situation is a choice.You choose how you react to situations You choose how people will affect your mood. You choose to be in a good mood or bad mood. It’s your choice how you live your life.”

Several years later, I heard that Jerry accidentally did something you are never supposed to do in the restaurant business: left the back door of his restaurant open one morning and was robbed by three armed men. While trying to open the safe, his hand, shaking from nervousness slipped off the combination. The robbers panicked and shot him. Luckily, Jerry was found quickly and rushed to the hospital.

After 18 hours of surgery and weeks of intensive care, Jerry was released fromthe hospital with fragments of the bullets still in his body. I saw Jerry aboutsix months after the accident. When I asked him how he was, he replied, “If I were any better, I’d be twins. Want to see my scars?” I declined to see his wounds, but did ask him what had gone through his mind as the robbery took place.

“The first thing that went through my mind was that I should have locked the back door,” Jerry replied. “Then, after they shot me, as I lay on the floor, Iremembered that I had twochoices: I could choose to live or choose to die. I chose to live.”
“Weren’t you scared?” I asked.

Jerry continued, “The paramedics were great. They kept telling me. I was going to be fine. But when they wheeled me into the Emergency Room and I saw the expressions on the faces of the doctors and nurses, I got really scared. In their eyes, I read ‘He’s a dead man.’ I knew I need to take action.”
“What did you do?” I asked.

“Well, there was a big nurse shouting questions at me,” said Jerry. “She asked if I was allergic to anything.”
‘Yes,’ I replied.

The doctors and nurses stopped working as they waited for my reply. I took a deep breath and yelled, ‘Bullets!’ Over their laughter, I told them, ‘I am choosing to live. Please operate on me as if I am alive, not dead’.”

Jerry lived thanks to the skill of his doctors, but also because of his amazing attitude. I learned from him that every day you have the choice to either enjoy your life or to hate it. The only thing that is truly yours that no one can control or take from you is your attitude, so if you can take care of that, everything else in life becomes much easier.

Now you have two choices to make:
1. You can just close the browser now OR
2. You can forward it to someone you care about.

Apakah tidak lucu

Betapa besarnya nilai uang kerta senilai Rp.100.000,-…waduh, apabila dibawa ke gereja untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan! Betapa lamanya melayani Allah selama satu jam; namun betapa singkatnya kalau kita melihat film. Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan); namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.

Betapa asyiknya apabila pertandingan basketball diperpanjang waktunya ekstra; namun kita mengeluh ketika khotbah di gereja lebih lama sedikit dari pada biasa. Betapa sulitnya untuk membaca satu perikop dari Kitab Suci; namun betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris. Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser; namun lebih senang duduk di bangku paling belakang di gereja.

Betapa sulitnya untuk menyesuaikan jadwal waktu kita, 2 atau 3 minggu sebelumnya untuk suatu acara gerejani;namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan.

Betapa sulitnya untuk mempelajari suatu bab sederhana dari Injil untuk di sharingkan dengan orang lain;namun betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain itu. Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran; namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci. Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya, atau berpikir,atau mengatakan apa-apa,atau berbuat apa-apa.

Betapa kita dapat menyebarkan seribu lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya dengan FORWARD seperti api; namun kalau ada mail yang isinya tentang Kerajaan Allah;

betapa seringnya kita ragu-ragu,enggan membukanya dan membacanya,serta langsung klik pada icon DELETE.
Lucu bukan ?

ARTI SAHABAT

Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya…

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.

Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Ingatlah kapan terakhir kali kamu berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping kamu ?? Siapa yang mengasihi kamu saat kamu merasa tidak dicintai ?? Siapa yang ingin bersama kamu saat kamu tak bisa memberikan apa-apa ??

MEREKALAH SAHABATMU
Hargai dan peliharalah selalu persahabatanmu

18 Des 2010

Apakah doa mengubah sesuatu ?

Mereka mengatakan bahwa doa mengubah sesuatu, tetapi apakah doa SUNGGUH dapat mengubah segala sesuatu ?
Ya! DOA SUNGGUH DAPAT MENGUBAH SEGALA SESUATU!

Apakah doa dapat mengubah suatu keadaan secara tiba-tiba ?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah caramu memandang situasi tersebut!

Apakah doa mengubah kondisi keuanganmu dimasa depan?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah kepada siapa engkau berharap untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari!

Apakah doa mengubah hati yang hancur atau tubuh yang rusak ?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah sumber kekuatan dan sumber penghiburanmu!

Apakah doa mengubah apa yang kau butuhkan dan inginkan ?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah kebutuhanmu menjadi sesuai dengan keinginan Tuhan!

Apakah doa mengubah caramu melihat dunia?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah dengan mata siapa kau akan melihat dunia!

Apakah doa mengubah penyesalanmu di masa lalu?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah harapanmu di masa depan!

Apakah doa mengubah orang-orang disekitarmu ?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubahmu-masalah tidak selalu terletak dalam diri orang-orang disekitarmu!

Apakah doa mengubah hidupmu dengan cara yang tidak dapat kau jelaskan?

Oh, ya, selalu! dan Doa akan benar- benar mengubah seluruh dirimu!

Apakah doa sungguh mengubah segala sesuatu ?
YA, doa sungguh mengubah segala sesuatu.

17 Des 2010

Aku hanya seorang kernet

Asap rokok memenuhi ruang tamu. Orang yang duduk di depanku menatap gelisah. Jari-jari tangannya yang gemetar, sehingga rokok yang ada terselip diantara jarinya tampak bergerak - gerak. Aku duduk diam. Sudah setengah jam aku berusaha untuk memahami apa yang bergolak dihatinya. Tentang kekecewaanya pada TUHAN. Aku tidak tahu apalagi yang bisa aku katakan. Setiap apa yang aku katakan selalu disanggah dengan penuh kemarahan. Akhirnya aku mengalah dan diam. Dia hanya butuh orang yang mau mendengarkan kegelisahan hatinya.

Dia tidak membutuhkan nasehatku. Orang ini sedang mengalami musibah besar. Dia adalah orang seorang pekerja yang baik, penuh semangat dan punya aneka angan-angan masa depan yang mengagumkan. Suatu hari dia mendapat sebuah proyek besar. Ini sebuah kesempatan untuk lebih maju. Maka dia mencurahkan semua tenaga dan kemampuannya dalam proyek itu. Dia memperhitungkan secara detil mengenai segala sesuatu. Celah-celah yang dianggapnya bisa menjadi penyebab kegagalan sudah diantisipasi. Dia yakin bahwa rencanya ini pasti akan berhasil, maka semua apa yang dimilikinya dipertaruhkannya.
 
Namun ternyata ada kesalahan kecil yang fatal akibatnya proyeknya gagal total. Dia kecewa mengapa bisa gagal? Dalam keputusasaanya dia mencari siapa yang bersalah dalam hal ini. Akhirnya dia menyalahkan TUHAN.

Aku tanya bukankah dia bisa bangkit kembali? Dengan pedih dia mengatakan bahwa bisa tapi namanya sudah hancur. Dia malu sekali. Orang akan mengejeknya sebagai orang gagal. Aku tanya apakah sudah ada orang yang berkata demikian? Dia mengatakan belum tapi pasti suatu saat perkataan itu akan didengarnya. Orang akan mengejeknya. Dirinya tidak akan berharga lagi. Aku tetap diam. Pikiranku bergulat sendiri. Mengapa sebuah persoalan dapat membuatnya begitu frustasi? Apakah hidup yang panjang ini hanya ditentukan oleh kegagalan sebuah persoalan? Bukankah masih banyak hal yang bisa dikerjakan?

Setelah diam agak lama orang itu pamit pulang. Aku menghantar sampai pintu. Dalam kesendirian di ruang tamu pikiranku melayang. Mengapa orang tidak bisa pasrah? Aku teringat bagaimana orang tadi begitu cepat bereaksi ketika aku katakan agar dia pasrah. Baginya pasrah adalah kelemahan. Dia bosan dengan kata itu. Bagiku pasrah bukan berarti menyerah kalah, melainkan keberanian menerima aneka realita hidup. Keberanian untuk hidup pada hari ini, bukan pada masa lampau atau masa mendatang. Masa lampau itu sudah berlalu, masa depan itu belum ada. Namun mengapa orang digelisahkan oleh keduanya? Oleh sesuatu yang tidak nyata? Meskipun dia menangis darah, kegagalan itu sudah terjadi. Tangisannya tidak akan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan. Dia tidak akan mampu mengubah apa yang sudah terjadi.

Dulu aku pernah membaca kemungkinan orang dapat kembali ke masa lalu. Jika orang mampu menciptakan sebuah alat yang dapat berputar melebihi kecepatan putaran bumi maka dia akan dapat terlontar ke masa depan atau masa lalu. Dia akan terlepas dari keterikatan ruang dan waktu. Namun jika dia mampu kembali ke masa lalu apakah dia akan mampu mengubah rencananya sehingga tidak gagal?

Jika dia mampu mengubah sesuatu di masa lalu apakah tidak akan terjadi kekacauan di dunia saat ini? Keterbatasan inilah yang seharusnya diterima dengan berani. Mengapa dia tidak berani mencari pada kegagalan ini sesuatu yang dapat dijadikannya untuk meraih keberhasilan? Bagiku tidak ada ketotalan, maka dalam kegagalanpun pasti masih ada celah untuk berhasil. Kata orang nasi sudah menjadi bubur. Apakah orang akan terdiam, memaki dan menangisi semua itu? Mengapa tidak menjadikan bubur itu sebagai bubur ayam atau bubur merah yang dibutuhkan untuk kenduri? Bukankah bubur juga masih dibutuhkan orang? Orang tadi juga mencemaskan bahwa besok orang akan mengejeknya. Mengapa mencemaskan besok? Bukankah besok dan kemungkinan itu belum terjadi? Mengapa orang digelisahkan oleh sesuatu yang belum terjadi? Aku ingat cerita de Mello tentang seorang yang akan dihukum mati pada keesokan harinya. Semalaman dia gelisah mengingat besok akan mati. Namun akhirnya dia pasrah, sebab dia gelisah atau takutpun kematian harus dijalaninya esok hari. Maka dia berusaha menikmati sisa hidupnya yang sempit. Ini menimbulkan kegembiraan. Mengapa orang terbeban akan hari esok yang belum ada? Apakah dia yakin bahwa esok dia masih hidup? Buat apa menggelisahkan hari esok jika ALLAH sendiri belum memberikan jaminan pasti bahwa orang akan sampai pada hari esok. Dalam hal inilah aku rasa pentingnya pasrah. Keberanian untuk menerima masa lalu dan hidup masa kini tanpa digelisahkan oleh masa mendatang. 

Orang tadi mempertanyakan apakah ALLAH ada?

Ya, pertanyaan ini sering kali muncul pada orang yang sedang dalam penderitaan. Kegagalannya membuat orang itu menggugat Allah. Mengapa orang menjadi ingat ALLAH disaat dia masuk dalam masa gelap? Adilkan dia kalau menuntut ALLAH untuk berlaku adil? Pada saat dia membuat rencana, ALLAH tidak dilibatkan. Dia merasa dengan apa yang dimilikinya mampu menyelesaikan masalahnya, namun setelah tidak mampu maka dia menyalahkan ALLAH. Jika dia tidak memasukan ALLAH dalam rencananya mengapa dia sekarang menuntut ALLAH.

Dalam hidup sehari-hari ALLAH sering menjadi kernet. Sedangkan manusialah sopirnya. ALLAH hanya dimasukan dalam rencana manusia, padahal ALLAH adalah Mahakuasa yang mempunyai rencana yang jauh dari kemampuan akal budi dan perhitungan manusia. Orang tidak mau mencari kehendak ALLAH, sebab dia sibuk dengan kehendaknya sendiri. Orang tidak mau mencari tahu rencana ALLAH sebab dia sudah yakin akan rencana hidupnya sendiri. Orang tidak berusaha menjalankan rencana ALLAH, sebab dia tidak melihatnya. Orang hanya melibatkan ALLAH dalam rencananya. Orang tadipun mengatakan bahwa sebelum dia melakukan rencananya dia sudah berdoa novena agar semuanya berhasil. Bagiku dalam hal inipun dia hanya memasukan ALLAH sebagai pendukung rencananya. ALLAH tetap sebagai kernet yang dibutuhkan ketika dalam menghadapi bencana atau untuk mendukung keinginan. Jika demikian mengapa ALLAH dimintai tanggungjawab?

Dalam hal ini memang dibutuhkan kerendahan hati. Sikap untuk mencari kehendak ALLAH. Orang tadi bertanya bagaimana dia bisa melihat kehendak ALLAH? Yesus pun pernah bersabda bahwa orang bisa melihat kalau ada awan maka akan turun hujan. Orang mampu meramalkan tanda-tanda alam. Ini diperoleh dari pengalaman hidup. Jika dari hidup orang mampu meramalkan kehendak alam, mengapa dia tidak mampu meramalkan kehendak ALLAH? Apakah ALLAH tidak pernah menunjukkan tanda-tanda-NYA dalam hidup? Aku yakin pasti sudah. Hanya saja orang tidak serius mencari kehendaknya. Orang tidak mau dengan rendah hati melihat semua peristiwa hidup dalam kaca mata ALLAH. Orang mengabaikannya dan melihat segala sesuatu sebagai hasil usahanya.

Kepasrahan bukan hanya keberanian untuk hidup saat ini melainkan juga keberanian memposisikan ALLAH sebagai sopir dan memposisikan diri sendiri sebagai kernet. Orang yang mengikuti kehendak ALLAH dalam hidupnya. Namun ini masih butuh perjuangan. Seandainya saja orang tadi mau berpasrah mungkin dia tidak perlu gundah gulana seperti saat ini. Dia akan tetap bersemangat untuk berjuang mempersiapkan hari esok dengan penuh kegembiraan. Dia tidak akan putus asa dan meratapi masa lalu atau kegelisahan masa datang. Semua dikembalikan pada ALLAH, sebab dia hanya seorang kernet.
TUHAN Memberkati

13 Des 2010

Tindakan dan Prioritas

“Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.”
~ St. Paul

Heru betul-betul menyesal. Tindakannya membalas SMS sembari menyetir telah membuat mobil barunya itu berubah bentuk. Mobil yang baru saja dibelinya dua minggu lalu itu kini harus masuk bengkel untuk diperbaiki.

Bisa jadi kita terkadang seperti Heru dalam kisah di tas. Kita lupa kalau tindakan menyetir sambil membalas SMS bisa berakibat fatal. Bukankah pandangannya pada saat bersamaan harus berfokus pada dua hal yaitu jalan dan keypad handphone. Heru seharusnya bisa bersikap bijak. Ia bisa memilih untuk membalas SMS setelah mobilnya sampai di tempat tujuan atau menepikan mobilnya sebentar agar bisa leluasa dalam mengetikkan SMS. Ini hanya soal prioritas.

Kekeliruan dalam menentukan prioritas dalam bertindak kerap menimbulkan masalah baru dan berbagai penyesalan. Saya kerap menjumpai banyak orang yang selalu mengatakan, “Saya sibuk. Tidak punya waktu untuk ini atau itu.” Terkadang saking sibuknya mereka tidak lagi punya waktu untuk beribadah. Lambat-laun mereka merasa Tuhan pun tidak dekat dengan hidup mereka.

Saya pernah mencoba untuk lebih memahami orang-orang yang kerap mengatakan mereka sibuk sekali. Sayangnya, sebagian dari mereka sebenarnya tidak sungguh-sungguh sibuk. Bahkan, banyak dari tugas yang mereka kerjakan yang tidak bisa diselesaikan tepat waktu meski mereka telah bekerja sangat keras. Mengapa? Salah satu alasannya karena mereka asal sibuk. Harus diingat kalau sekedar sibuk saja belum tentu akan membawa hasil.

Bagi mereka yang suka membaca buku-buku motivasi dan mengikuti seminar motivasi tentu pernah mendengar istilah “action is power”. Saya pribadi juga kerap mengatakan kalau orang ingin sukses ia harus menghindari lima organisasi terlarang yaitu: NATO (no action talk only), NACO (no action concept only), NADO (no action dream only), NAPO (no action plan only) dan NARO (no action review only). Betapa perlunya bertindak namun seiring perjalanan waktu, saya semakin menyadari kalau tidak semua tindakan akan membuahkan hasil yang baik.

Orang bijak kerap berkata, tindakan yang kita lakukan harus terdiri dari dua komponen tersebut yaitu kerja keras dan juga kerja cerdas. Bagaimana bentuk kongkritnya? Menurut saya ada beberapa unsur dalam sebuah tindakan yang akan membuahkan hasil.

Pertama, tindakan yang dilakukan berdasarkan prioritas. Tidak semua hal yang kita kerjakan adalah hal yang penting atau yang seharusnya kita lakukan. Kita bisa belajar hal ini dari para pemimpin yang benar-benar efektif dalam memimpin. Biasanya mereka hanya mengerjakan hal-hal yang telah menjadi prioritas bagi mereka dan selebihnya mereka delegasikan.

Kita dapat menentukan prioritas tindakan kita berdasarkan beberapa pertanyaan berikut: apakah tindakan kita akan membawa manfaat bagi peningkatan kualitas hidup kita? Apakah tindakan kita mendekatkan kita kepada impian kita? Apakah tindakan kita membawa manfaat bagi kehidupan orang lain?

Kedua, tindakan yang dilakukan dengan penuh komitmen. Orang yang penuh komitmen tidak akan menunda-nunda. Ia memiliki semangat yang tinggi untuk memulai dan juga menyelesaikan pekerjaannya. Ia tidak bekerja berdasarkan suasana hati.

Ketiga, tindakan yang dilakukan dengan penuh ketekunan. Sebuah pepatah dari Charles Spurgeon mengatakan, “Berkat ketekunan, siput berhasil mencapai bahtera Nuh.” Komitmen tanpa ditunjang oleh ketekunan sering kali membuat seseorang berhenti di tengah jalan. Pada masa-masa sulit komitmen akan diuji. Pada saat itulah seseorang sangat memerlukan ketekunan.

Keempat, tindakan yang dievaluasi secara berkala. Mungkin Anda pernah mendengar kisah seorang penebang kayu yang begitu bersemangat dalam bekerja namun hasil kayu yang ditebangnya dari bulan ke bulan semakin sedikit. Meski ia telah bekerja dengan lebih giat, hasil yang diperolehnya tidak juga meningkat, bahkan semakin sedikit. Mengapa? Ia tidak meluangkan waktu untuk mengasah kapaknya. Tidak heran ada pepatah bijak yang menegaskan, kehidupan yang tidak dievaluasi sebenarnya tidak layak untuk dijalani.
Bagaimana menurut pengalaman Anda? [pw]

Seekor kelinci cerdik harus memiliki tiga lubang

Pada masa Negara Berperang, Perdana Menteri Meng Changjun, dari negara Qi, menopang hidup banyak orang di rumahnya. Salah satunya bernama Feng Xuan.

Suatu hari, Feng Xuan dikirim untuk mengumpulkan apa yang menjadi hutang dari para petani kepada pemilik tanah, Meng Changjun. Ketika dia sampai disana, dia mengatakan bahwa semua perjanjian antara petani dan Meng Changjun sudah tidak berlaku lagi sehingga para petani bebas mengelola tanah pertanian yang ada tanpa perlu membayar. Kegembiraan meluap diantara para petani mendengar hal itu, mereka berhutang budi terhadap Meng Changjun, tuan tanah mereka.

Ketika Feng Xuan kembali ke rumah dan mengatakan apa yang baru dia perbuat. Meng Changjun tidak bergembira akan hal itu, “Kenapa kamu melakukan hal itu?”.

“Baiklah, meskipun saya tidak menghasilkan sesuatu dalam bentuk materi karena melakukan hal tersebut, namun saya berhasil mendapatkan dukungan dari para petani. Itu merupakan hal yang lebih penting bagimu”. Meng Changjun dengan berat hati menerima penjelasan tersebut.

Pada tahun berikutnya, Meng Changjun dipecat dari jabatan perdana menteri, maka dia memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Ketika dia tiba, dia sangat terkejut menyaksikan para petani berdiri di sepanjang sisi jalan menyambut kedatangannya dengan hangat. Melihat hal itu Meng Changjun sangat bingung, disamping sangat terharu, dan bertanya kepada Feng Xuan.

“Itu adalah jawabannya. Hasil dari perbuatan baik yang pernah kamu lakukan”, Meng Changjun bertambah bingung mendapatkan jawaban itu. Feng Xuan melanjutkan, “Seekor kelinci cerdik harus memiliki tiga lubang yang bisa membuat dirinya aman. Namun sekarang kamu hanya memiliki satu. Maka kamu harus berusaha mendapatkan dua lagi. Kamu harus berkunjung ke negara Wei dan mengemukakan ide-ide kamu kepada Raja Wei. Ketika sang raja berkeinginan untuk mengangkat dirimu sebagai perdana menteri, tolaklah. Ini akan menjadi perhatian bagi Raja Qi. Dan dia akan berpikir lebih terhadap dirimu.”

Seperti yang diperkirakan, Raja Qi sangat bingung mendengar bekas perdana menterinya bisa menduduki posisi penting di negara Wei. Maka dia langsung bertindak sigap dengan mengangkat kembali Meng Changjun sebagai perdana menteri. Dalam upaya untuk mendapatkan kesetiaan, Raja Qi menawarkan banyak kemudahan dan fasilitas kepada Meng Changjun.

Semuanya ditolak, mengikuti nasehat Feng Xuan, terkecuali sang raja bersedia membangun tempat sembahyang kepada para leluhur raja dan mendirikan satu lagi kuil di desanya.

Ketika pendirian kuil selesai, Feng Xuan berkata kepada tuannya, Meng Changjun, “Sekarang tiga buah lubang sudah ada dan kamu akan aman untuk selamanya!”. Seperti yang dikatakan, Meng Changjun menduduki posisi perdana menteri sampai akhir hidupnya dan semua petani di desanya hidup dengan bahagia.

Bebek panggang beijing

Bebek Panggang Beijing merupakan salah satu hidangan bebek panggang yang terkenal. Catatan mengenai asal usul hidangan bebek panggang dapat terlihat jejaknya pada masa Dinasti Utara dan Selatan, ketika “memasak bebek” tertera dalam karya sastra.

Beberapa ratus tahun kemudian, Husihui, seorang ahli masak untuk Kaisar Mongol pada masa Dinasti Yuan, menulis mengenai bebek panggang pada bukunya (A.D. 1330), bebek panggang adalah kenikmatan sebuah perjamuan.

Saat ini bebek panggang dibuat dengan bermacam-macam variasi bebek dan cara menghidangkan. Dan Bebek Panggang Beijing bukan satu-satunya hidangan bebek panggang yang ada.

Bebek Panggang biasa dihidangkan bersama tianmianjiang (bumbu manis dari hasil tepung yang difermentasi) dan bawang kecil (atau ketimun).

Tiada yang sia -sia

Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbaik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Mungkin saja anda mengalami pengalaman buruk yang tak mengenakkan, maka keburukan itu hanya karena anda melihat dari salah satu sisi mata uang saja. Bila anda berani menengok ke sisi yang lain, anda akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda. Anda tidak harus menjadi orang tersenyum terus atau menampakkan wajah yang ceria. Optimisme terletak di dalam hati, bukan hanya terpampang di muka. Jadilah optimis, karena hidup ini terlalu rumit untuk dipandang dengan mengerutkan alis.

Setiap tetes air yang keluar dari mata air tahu mereka mengalir menuju ke laut. Meski harus melalui anak sungai, selokan, kali keruh, danau dan muara, mereka yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan. Bahkan, ketika menunggu di samudra, setiap tetes air tahu, suatu saat panas dan angin akan membawa mereka ke pucuk-pucuk gunung. Menjadi awan dan menurunkan hujan. Sebagian menyuburkan rerumputan, sebagian tertampung dalam sumur-sumur. Sebagian kembali ke laut.

Adakah sesuatu yang sia-sia dari setiap tetes air yang anda temui di selokan rumah anda?

The Magic of Prayer and Forgiveness

“If the only prayer you say in your whole life is `Thank You’, that would suffice.” ~ Meister Eckhart

Sabtu pagi minggu lalu saya dijemput oleh kawan saya, salah satu pimpinan bank nasional papan atas, untuk bersama-sama menuju tempat pelatihan di luar kota Surabaya. Kawan saya ini meminta saya mengajarkan materi Manage Your Mind for Success untuk stafnya. Namun bukan materi pelatihan yang ingin saya ceritakan di artikel ini. Ada satu topik menarik yang sempat kami diskusikan, selama perjalanan, yaitu mengenai doa. Kawan saya ini bercerita bahwa ia telah beberapa kali berhasil mencapai goal-nya tanpa harus berdoa seperti orang pada umumnya. Saya lalu menggali lebih lanjut dan bertanya, “Kalau tidak berdoa, seperti kebanyakan orang, lalu apa yang Bapak lakukan?”

“Ya itu… saya juga bingung. Saya hanya punya keinginan atau harapan saja. Nggak pernah berdoa sampai minta-minta sama Tuhan. Misalnya saat saya ingin pindah dari Jakarta ke Semarang. Saya lalu menyampaikan hal ini ke pimpinan saya. Permintaan saya disetujui. Namun setelah saya pikir-pikir lagi, akan jauh lebih baik, melihat peluang pasar yang ada, kalau saya pindah ke Surabaya. Nah, pas hari H saya mau pindah, eh.. pimpinan saya malah memindahkan saya ke Surabaya. Padahal saya nggak pernah ngomong kalau mau ke Surabaya karena saya merasa sungkan. Lha, permintaan saya kan ke Semarang,” jelas kawan saya ini. Kawan saya lalu menceritakan beberapa kejadian lain yang ia alami yang tampaknya bersifat kebetulan saja. Apa yang ia harapkan ternyata benar-benar terjadi. Dan ini ia dapatkan dengan mudah.

Nah, pembaca, sebelum saya bercerita lebih jauh saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan pada anda, “Apakah anda rajin berdoa? Apakah doa yang anda panjatkan kepada Sang Hidup, Tuhan, atau Sang Maha Pencipta, sering, jarang, atau malah nggak pernah terkabul? Pernahkah anda bertemu dengan kawan anda yang jarang “berdoa” namun kualitas hidupnya jauh lebih baik dari Anda? Tuhan ini benar-benar adil atau nggak, sih?”

Saya percaya 1.000% bahwa Sang Hidup, Tuhan, atau Sang Maha Pencipta bersifat adil seadil-adilnya. Hal ini saya imani dan saya amini dengan sepenuh hati. Sama sekali tidak ada keraguan dalam hati saya mengenai hal ini. Bagaimana dengan Anda?

Namun, mengapa ada banyak doa yang tidak mendapat jawaban? Mengapa ada orang yang tampaknya nggak “spiritual” tapi kok ya hidupnya jauh lebih baik dari orang yang mengaku “spiritual”? Dulu, pertanyaan yang sama sangat mengganggu pikiran saya. Saya berusaha mencari jawabannya. Dan, setelah mencari cukup lama saya akhirnya sampai pada satu kesimpulan, yang menurut saya pribadi, merupakan kunci bagi doa yang cespleng.

Saya berangkat dengan satu keyakinan bahwa Tuhan bersifat adil dan akan selalu menjawab setiap doa kita, seperti yang tertulis di kitab-kitab suci, “Ketuklah maka pintu akan dibukakan”, “Mintalah kepadaKU niscaya akan Aku berikan.” Pertanyaannya adalah “pintu” mana yang harus kita ketuk dan bagaimana kita meminta (baca: berdoa) dengan benar?

Pintu memang harus diketuk dan dibuka. Pintu yang dimaksud di sini adalah pintu hati (nurani) kita. Dan yang harus mengetuk dan membukanya adalah kita sendiri. Pintu hati dibuka dari dalam, oleh diri kita sendiri, bukan oleh orang lain dari sebelah luar. Banyak orang yang salah mengartikan “Ketuklah maka pintu akan dibukakan” dengan berharap bahwa akan ada “seseorang” yang akan membukakan pintu itu bagi mereka. Lebih parah lagi kalau kita sampai berpikir bahwa adalah tugas orang lain untuk mengetuk pintu hati kita.

Lalu, bagaimana dengan pernyataan “Mintalah kepadaKU niscaya akan Aku berikan”? Saya melihat banyak yang salah mengartikan pernyataan ini. Benar kita bisa atau boleh berdoa dan memohon/meminta kepada Yang Kuasa. Namun mengapa seringkali doa kita tidak terjawab? Pasti ada yang kurang pas atau salah dengan cara kita meminta, kan?

Ada dua tahap yang harus diperhatikan agar doa kita bisa benar-benar cespleng. Bicara mengenai doa sebenarnya bukan hanya menyangkut apa yang kita panjatkan atau ucapkan. Bila kita berdoa, yang paling berpengaruh, saya ulangi dan tekankan, yang paling berpengaruh, adalah suasana hati atau perasaan kita, bukan kata-kata yang kita susun dengan sedemikian indah seperti syair. Doa masuk dalam ranah rasa/afeksi bukan semata-mata urusan kognisi.

Langkah pertama, sebelum kita bisa berdoa dengan baik, benar, dan tulus adalah dengan membersihkan hati dan pikiran kita dari muatan- muatan emosi negatif. Bagaimana caranya? Dengan membuka pintu maaf selebar-lebarnya. Dengan memaafkan. Memaafkan mengandung makna kita melepas semua beban pikiran, semua luka batin atau pengalaman traumatik dari masa lalu, semua perasaan diri kotor dan tidak berharga, ketakutan, iri-dengki, kemarahan, dan berbagai emosi negatif lainnya.

Setelah kita mampu memaafkan barulah kita melanjutkan ke langkah kedua yaitu kita harus yakin dan percaya bahwa Sang Hidup, Tuhan, atau Sang Maha Pencipta telah menyediakan apapun yang kita perlukan, dan saat ini kita telah mendapatkannya. Jadi, ini sebenarnya sama seperti saat kita melakukan afirmasi atau visualisasi. Yakinlah kalau apa yang kita impikan atau inginkan sudah berhasil kita raih.

Kapan doa kita dikabulkan? Nah, kalau yang ini urusan Yang Atas. Semua butuh proses. Kita nggak bisa main paksa. Semua ada waktunya. Intinya, kita perlu mengembangkan perasaan yakin, syukur, dan pasrah bahwa semua hal yang baik akan terjadi dalam hidup kita. Apa dan siapa saja yang perlu kita maafkan?

Pertama kita harus memaafkan diri kita sendiri. Seringkali orang tidak bisa berdamai dengan diri mereka sendiri. Untuk itu, sebagai langkah awal, maafkanlah diri Anda sendiri. Terima, syukuri keadaan Anda, dan cintailah diri Anda apa adanya. Seringkali yang menghambat diri kita adalah perasaan bersalah, kesedihan mendalam, kekecewaan, kemarahan, sakit hati, dendam, takut, iri, dengki, frustrasi, dan stres. Sadarilah bahwa diri Anda yang sekarang adalah hasil dari proses perjalanan hidup sebelumnya. Jadi, diri Anda di masa depan akan ditentukan oleh apa yang Anda lakukan saat ini. Semua bisa dan akan berubah menjadi lebih baik.

Kedua, kita harus bisa memaafkan orang lain yang pernah “menyakiti” kita. Kata “menyakiti” saya tulis dalam tAnda kutip karena sering kali yang terjadi adalah kita salah memberikan makna atas apa yang kita alami. Dengan kata lain seringkali apa yang kita alami sebenarnya bukanlah sesuatu yang menyakitkan. Peristiwa itu menjadi “menyakitkan” karena pikiran kita salah dalam memberikan makna dan mengakibatkan munculnya emosi negatif terhadap peristiwa itu. Nah, yang menyakitkan adalah emosi negatif yang terus kita rasakan karena kita melekat pada perasaan itu.

Setelah memaafkan orang lain kita perlu memaafkan masa lalu kita. Apapun kejadian, peristiwa, situasi, atau apa saja yang pernah kita alami di masa lalu, yang kita rasa menyakiti hati kita, perlu kita maafkan dan lupakan. Terakhir, kita perlu memaafkan Tuhan. Anda mungkin berpikir, “Lha, saya ini siapa? Kok bisa-bisanya saya perlu memaafkan Tuhan. Apa dipikir saya ini lebih hebat dari Tuhan?”

Jangan salah paham. Kita tidak ada apa-apanya dibanding dengan Tuhan. Memaafkan Tuhan maksudnya adalah kita perlu melepas (istilah teknisnya – release) emosi dan pemikiran negatif mengenai Tuhan. Seringkali baik secara sadar maupun tidak sadar kita marah, kecewa, sakit hati, dan jengkel sama Tuhan. Memang, kita nggak berani mengungkapkan perasaan ini secara terbuka karena takut dosa. Namun ketidakpuasan kita terhadap Tuhan tampak dalam kalimat “Nasib saya kok seperti ini ya?”, “Ya, memang sudah takdir saya seperti ini”, “Hidup adalah penderitaan”, “Kemalangan dan kepahitan hidup ini adalah cobaan dari Tuhan”, dan masih banyak ungkapan “kreatif” lainnya.

Ketidakpuasan kita terhadap Tuhan juga tampak dalam sikap kita yang tidak bersyukur dan berterima kasih, kepada Tuhan, untuk keadaan dan keberadaan kita. Secara tidak sadar kita sering membandingkan keadaan kita dengan orang lain. Celakanya, saat membandingkan diri kita dengan orang lain, yang selalu kita bandingkan adalah kekurangan kita dengan kelebihan orang lain. Kalau sudah seperti ini, suka atau tidak, mau jujur atau tidak, pasti muncul perasaan tidak senang di hati kita karena melihat keadaan orang lain lebih baik dari keadaan kita. Biasanya yang muncul adalah perasaan iri dan dengki. Iri artinya kita susah lihat orang lain senang. Sedangkan dengki artinya kita senang lihat orang lain susah.

Nah, setelah kita bisa memaafkan dengan tulus, apa langkah selanjutnya? Langkah selanjutnya ya berdoa. Cuma kali ini saya minta Anda menggunakan segenap perasaan Anda, sudah tentu perasaan positif, syukur, terima kasih, dan pasrah dan juga ekstra hati-hati dalam memilih kata yang Anda ucapkan saat berkomunikasi (baca: doa) dengan Sang Hidup atau Tuhan. Seringkali saya menemukan orang menggunakan kesempatan indah ini, saat berkomunikasi dengan Sang Hidup atau Tuhan, untuk mengutuk orang lain atau justru meminta Tuhan untuk menghukum orang yang tidak mereka senangi.

Biasanya mereka akan berkata,”Saya doakan agar nanti kamu celaka. Biarlah Tuhan yang membalas semua kejahatanmu. Saya nggak bisa membalas kamu… ya nggak apa-apa. Tuhan punya mata dan telinga. Tuhan maha adil dan pasti akan membalaskan semua perbuatanmu”. Ini semua nggak benar. Lha, masa Tuhan diajak kerja sama untuk melakukan hal-hal yang negatif? Akan sangat berbeda bila kita justru memaafkan dan mendoakan kebahagiaan orang yang telah menyakiti kita. Bila kita mampu melakukan hal ini dengan tulus maka efeknya terhadap hidup kita akan sangat dahsyat dan positif. Anda nggak percaya? Silakan coba sendiri.

Saya juga sering mengamati, mencermati, dan menganalisis kata-kata yang diucapkan orang saat mereka berdoa. Kalau doa kita samakan dengan afirmasi maka sudah tentu kita hanya boleh mengucapkan hal-hal positif yang dilandasi oleh perasaan atau emosi positif dan konstruktif. Afirmasi yang menggunakan kata-kata negatif dan diperkuat dengan emosi negatif dijamin nggak akan bisa jalan. Malah kita yang akan mendapatkan hal-hal negatif yang kita afirmasikan. Hal ini sejalan dengan Hukum Sebab Akibat atau Hukum Tabur Tuai. Apa pun yang kita tabur, melalui pikiran, ucapan, dan perbuatan kita akan kembali pada kita.

Coba Anda perhatikan doa yang biasa diucapkan oleh kebanyakan orang. Mereka seringkali mohon pada Sang Pencipta agar mereka “tidak susah”, “tidak menderita”, “tidak sakit”, “tidak miskin”, “anaknya tidak nakal”, “usahanya tidak mengalami hambatan”, “terhindar dari cobaan”, dan masih banyak “afirmasi” negatif lainnya. Bukankah akan jauh lebih indah, powerful, dan positif bila kalimat yang sama kita reframe menjadi “bahagia”, “senang”, “sehat”, “kaya dan makmur”, “anaknya baik dan penurut”, “usaha lancar dan untung”, “hidup lancar, aman, dan tentram”?

Bila kita hubungkan dengan level energi, seperti yang saya jelaskan pada artikel saya sebelumnya “Energi Psikis Sebagai Akselerator Keberhasilan”, maka tampak dengan sangat jelas bahwa emosi-emosi negatif seperti rasa malu, rasa bersalah, kesedihan mendalam, takut, dan marah membuat kita semakin jauh dari pencerahan spiritual. Nah, kembali pada cerita kawan saya di atas, ternyata setelah berdiskusi cukup lama saya akhirnya mendapatkan kunci keberhasilannya. Saya tahu mengapa ia dapat dengan sangat mudah mencapai apa yang ia inginkan walaupun seakan-akan ia tidak pernah memintanya melalui doa.

Lalu apa rahasianya? Ternyata kawan saya ini bercerita bahwa ia telah berhasil mengendalikan emosi marahnya. Sudah 10 tahun ia tidak pernah marah saat berada di kantor. Dengan kemampuan pengendalian diri dan level kesadaran sebaik ini efeknya tentu sangat luar biasa. Saya bisa merasakan aura yang bersih dan level serta vibrasi medan energi tubuh yang kuat dan menenangkan. Kondisi ini berpengaruh sangat positif pada suasana kerja di kantornya.

Kondisi ini sudah tentu sangat mempengaruhi pikirannya, khususnya pikiran bawah sadarnya. Mengapa saya menyinggung pikiran bawah sadar? Karena semua emosi letaknya di pikiran bawah sadar. Dan doa yang paling cespleng adalah doa (baca: afirmasi) yang selalu diucapkan oleh pikiran bawah sadar. Untuk mudahnya begini. Emosi atau perasaan yang kita rasakan dan apa yang kita ucapkan saat berdoa, dalam kondisi pikiran sadar, jika tidak sinkron dengan pikiran bawah sadar, tidak akan bisa terkabul.

Hal yang sama juga dialami oleh seorang kawan, yang kebetulan seorang pengusaha sukses di bidang budi daya burung walet. Kawan saya ini merasa hidupnya sangat mudah dan lancar. Mengutip apa yang ia katakan, “Tuhan itu sangat bermurah hati pada saya. Hidup saya lancar, makmur, dan bahagia. Apa yang saya harapkan selalu terkabul. Bahkan saat saya nggak mintapun tetap Tuhan kasih”.

Saya ingin mengakhiri artikel ini dengan mengajak Anda merenung. Pembaca, pernahkah terpikir oleh Anda bahwa doa yang paling tulus, yang bisa kita panjatkan pada Sang Hidup, adalah hidup kita. Benar, hidup kita adalah doa kita yang paling khusyuk. Kualitas hidup kita mencerminkan kualitas doa kita.

Morris Alder dengan sangat indah berkata, “Our prayers are answered not when we are given what we ask but when we are challenged to be what we can be.”[awg]

Sumber: The Magic of Prayer and Forgiveness oleh Adi W. Gunawan

《Takdir dan Nasib (1)》

Tulisan ini pasti sering anda dengar, dari orang -orang terdekat anda, dari cerita atau status teman -teman anda. tapi apakah anda mengetahui apa itu takdir dan nasib ? atau tahukah anda perbedaan diantara keduanya. mungkin malam yang terang dihiasi oleh bintang -bintang hari ini akan membuka inspirasi saya untuk dapat menulis tentang ini. jika terjadi kesalahan dalam penulisan ataupun kesalahan dalam pembahasan artikel saya meminta maaf terlebih dahulu, dikarenakan saya masih jauh dari sempurna dan saya masih dalam proses pembelajaran untuk menjadi yang lebih baik lagi.

Takdir, apa itu takdir? sering kali kita melewati hari -hari yang semu dan terpenjara, sepi , bosan, bahagia, kaya, miskin, menderita atau sukses. dan semua itu dikaitkan dengan takdir? sebenarnya apa itu takdir? mari bertanya terlebih dahulu dulu kedalam diri anda sendiri apa sebenarnya persepsi takdir didalam diri anda, sebelum melanjutkan bacaan ini.

Nasib? benarkah nasib yang selalu melingkari hidup ini, atau anda pergi ke pasar dan ditabrak oleh becak atau anda mendapatkan kenaikan gaji dua kali  dari gaji sebelumnya, itukah yang disebut nasib? coba anda pikirkan lebih dalam lagi,apa sebenarnya nasib, sehingga anda begitu menyalahkan dan membanggakannya.

Kalau anda telah memiliki jawaban untuk kedua pertanyaan tersebut, simpanlah terlebih dahulu sebelum anda mencocokan persepsi saya mengenai kedua hal tersebut.

Menurut saya mengenai takdir dan nasib, sekarang coba anda lihat garis tangan anda, perhatikan lebih dalam lagi setiap garis tangan anda, bandingkan garis tangan kiri anda dan garis tangan kanan anda. benarkah berbeda? iya, semua garis tangan itu berbeda dan bersumber dari satu garis menuju ke pangkal dari jari tangan itu sendiri. Bahkan ada garis tangan yang sangat penuh memenuhi seluruh tangan anda. rumit? ya begitu lah garis tangan, tapi pada saat ini saya tidak akan membahas mengenai garis tangan anda. perhatikan sebaik mungkin garis tangan anda, sekarang cobalah anda gengam tangan anda dengan lembut , tanpa mengeluarkan tenaga sekecil apapun. apakah anda dapat melihat garis tangan anda lagi??

Sekarang coba lah anda paksa sekuat tenaga anda mengengam tangan anda, coba lihat kembali ditelapak tangan anda. apakah garis -garis itu masih dapat terlihat? ya,sekuat tenaga apapun yang anda keluarkan untuk menggengam garis tangan anda, pada akhirnya garis tangan tersebut tetap saja anda yang keluar. Dalam arti kita tidak dapat menggengam seluruh garis tangan kita.

Ini yang saya asumsikan dengan takdir dan nasib. sudahkan anda mengerti pengertian nasib dan takdir? saya uraikan lebih dalam lagi. Garis tangan anda layaknya kehidupan anda pada saat ini, garis ini hanya akan hilang jika kehidupan anda telah mati, iya hanya akan hilang jika anda pun menghilang dari dunia ini atau anda mengalami kehilangan tangan anda. seberapa luka yang ada ditangan tidak akan menutup bentuk garis tangan anda, dan pada saat anda menggengam tangan anda tadi garis -garis yang dapat anda genggam itulah nasib anda. Dapat saya artikan begini, nasib adalah segala sesuatu yang dapat anda ubah, atau segala sesuatu yang masih  dapat anda kendalikan sendiri karena anda masih dapat mengenggamnya.

Dan garis -garis yang diluar jangkauan kita, untuk dapat kita genggam itu yang saya namakan takdir. takdir adalah sesuatu yang diberikan oleh maha kuasa dan diluar ambang batas kita untuk kita sentuh, bahkan untuk membelai garis tersebut saja anda tidak mungkin bisa. karena itu kehendak diatas, dapat saya artikan segala sesuatu yang telah diberikan dan menjadi jalan kita untuk kita tempuh.

Kemanakah hidup kita ini, takdir atau nasib? nah,,untuk hidup yang kita jalani 85 %nya adalah nasib kita, sisanya adalah takdir yang mesti kita "hadapi", ingat dihadapi, bukan untuk dihindar. untuk semua kegiatan hidup  ada nasib kita, bagaimana anda memanage nasib anda semua ada di keyakinan anda terhadap apa yang akan anda lakukan hari ini, ingat hari ini karena nasib dipengaruhi oleh tindakan anda. sekecil apapun yang akan anda lakukan hari ini akan mempengaruhi nasib anda berikutnya. kaya , miskin, sedih, gembira, duka, suka, sayang, menderita, pintar,  dan bodoh itu adalah nasib anda, bukan TAKDIR anda. sedangkan anda dilahirkan sempurna atau kekurangan, ganteng atau kekurangan, umur pendek atau panjang itu adalah takdir yang telah diberikan oleh anda.

Jadi, jika anda telah membaca artikel ini dan tetap menyalahkan takdir yang membuat anda bodoh, gagal, sedih, miskin sebaiknya maka ada baiknya anda melihat lebih dalam orang -orang yang terlahir kekurangan, dan jika anda tetap  berjalan atau melakukan seperti biasa -biasa saja, maka yang anda dapatkan kedepan adalah hanya hal biasa -biasa saja. lakukan yang terbaik untuk nasib anda. jika anda ingin nasib anda baik, maka lakukanlah sesuatu yang benar, dengan melakukan hal yang benar adalah telah menciptakan kebaikan yang tiada tara dan membuat garis lebih dekat dengan angka kelengkapan.

Nah..selanjutnya cocokan persepsi anda ya. jika terjadi perbedaan persepsi dalam membandingkan pengertian takdir dan nasib, silahkan comment dibawah ini.

Maaf jika terjadi kesalahan, saya masih amatiran untuk mengarang, karena saya masih belajar agar kedepan saya dapat lebih baik lagi.

Baca selanjutnya takdir dan nasib part 2.~

to be continue...


by : josse_harlin         
tanggal : 12 december 2010 
@takdir dan nasib       

12 Des 2010

ilmu kebahagiaan

Semua orang pasti mendambakan kebahagiaan, tapi sepertinya kebahagiaan adalah harta terpendam.

Dengan banyak cara, secara sadar atau tidak, secara langsung atau tidak, semua yang kita lakukan, semua harapan kita adalah berhubungan dengan keinginan kuat mendapatkan kebahagiaan.

Dengan 256 elektroda di rambut yang dicukur habis, biksu Buddha Prancis Matthieu Ricard, penulis buku “Happiness: A Guide to Developing Life’s Most Important Skills,” menunjukkan senyuman alami yang selalu terlihat di wajahnya kemana pun dia pergi. Prefrontal cortex kirinya, zona otak khusus manusia yang aktif dengan pikiran positif, menunjukkan aktivitas melampaui parameter normal.

Sebagai seorang ahli biologi molekul, Ricard mengenali hasil dari resonansi otak: Menurut ilmu pengetahuan, kondisi mental ini hanya dapat dihasilkan dari manusia paling bahagia di bumi.

Otak Bahagia

Studi selama bertahun-tahun oleh ilmuwan berusaha membedakan secara benar aktivitas di prefrontal cortex kiri yang ditemukan berhubungan erat dengan perasaan bahagia, sedangkan emosi negatif meninggalkan kesan di area prefrontal kanan.

Yang mengejutkan ilmuwan adalah hasil studi menunjukkan model yang jelas pada orang-orang yang mempunyai “otak bahagia.” Bukanlah ditemukan pada otak orang yang mempunyai perolehan ekonomi dan material dalam hidupnya, tetapi kelompok lain, yaitu biksu Tibet dan meditator professional.

Dihadapkan dengan eksperimen pemindai otak yang melelahkan, sekelompok meditator yang sudah lama berlatih dengan fokus belas kasih mampu mengubah anatomi otak secara mengejutkan. Mereka bisa meningkatkan level emosi positif, seperti yang terlihat di prefrontal cortex kiri. Mereka juga bisa mengurangi aktivitas di prefrontal cortex yang berhubungan dengan depresi, mengurangi aktivitas amygdale, yang merupakan area di otak yang berhubungan dengan rasa takut dan marah; dan meningkatkan durasi dan tingkat perhatian.

Ilmuwan menyimpulkan bahwa belas kasih dihasilkan oleh bentuk meditasi tertentu yang dihasilkan oleh rasa tenang di otak, mencapai kondisi tenang. Kebahagiaan meditator terdiri dari kondisi tanpa rasa takut dan kontrol emosi sepenuhnya.Kebanyakan orang mengalami kondisi seperti mengalir selama tahap latihan intelektual atau fisik tertentu, perasaan bahagia yang menyenangkan pikiran ketika pikiran dan perbuatan menjadi satu.

Menurut Dr. Daniel Goleman, dikenal di dunia internasional untuk hasil kerjanya dalam bidang psikologi, kondisi mengalir adalah sensasi spontan dari kejutan yang menyenangkan dan membahagiakan.

Cocok dengan penjelasan Goleman, orang-orang menjadi begitu masuk ke dalam kondisi mengalir sehingga perhatian dan kesadaran mereka menjadi satu dengan tindakan mereka.

Berbeda dengan yang diperkirakan para ahli neurologi selama ini, ketika fokus pikiran masuk ke dalam tugas, seperti dalam kondisi mengalir, otak menghasilkan aktivitas yang lebih sedikit. Terlihat mempunyai “kotoran neurologi” yang lebih sedikit ketika pikiran melamun. Mirip dengan kondisi yang dihasilkan oleh orang-orang yang sering bermeditasi.

Karena itu menurut kesimpulan ilmiah, kebahagiaan adalah kondisi yang tidak bisa dicapai oleh jalan material, tetapi adalah konsekuensi dari upaya melepas keterikatan emosi dan komtemplasi belas kasih dari alam semesta. Hal ini lebih berhubungan dengan kondisi tanpa ego, lebih spiritual daripada materi. (Leonardo Vintiñi/The Epoch Times/rob)

11 Des 2010

Khasiat kelapa muda

Pohon kelapa termasuk pohon yang serba guna. Buah dan airnya bisa dikonsumsi, daunnya bisa dibuat hiasan janur atau sebagai kulit ketupat,bahkan orang di pedesaan biasa menggunakan batang pohon kelapa yang panjang dan liat bisa sebagai jembatan.  Bukan itu saja, setelah buah dan airnya dikonsumsi, batoknya dapat digunakan sebagai arang pembakar.  Bahkan minyak goreng yang biasa digunakan untuk memasak terbuat dari sari buah kelapa. Pokoknya,serba bermanfaat deh.

Ada banyak manfaat dari kelapa, dipercaya kahsiatnya dapat membantu mengobati berbagai macam penyakit. Air kelapa kopyor baik dikonsumsi oleh Ibu hamil, dikalangan masyarakat dipercaya air kelapa dapat membuat si jabang bayi dalam perut berkulit putih bersih. Air kelapa juga selain untuk pengobatan, ternyata juga berkhasiat untuk kesehatan.

Berikut berbagai penyakit yang dapat diobati dengan air kelapa :

Gatal-gatal
Rendam satu genggam beras dalam air kelapa muda yang masih berada dalam tempurung selama 5-7 jam hingga beras terasa asam. Lalu giling beras itu hingga halus (menjadi tepung). Kemudian oleskan bahan tersebut pada bagian tubuh yang gatal, eksim, luka, atau telapak kaki pecah. Lakukan setiap hari selama 3-4hari.

Luka bakar
Campurkan sejumput bubuk kunyit dan air kapur sirih dengan air kelapa. Oleskan bahan tersebut pada bagian yang terkena luka baker.

Demam berdarah
Minum air kelapa mudah hijau yang dicampur dengan air perasan jeruk nipis secara teratur.

Cacingan pada anak
Berikan air kelapa muda yang diberi sedikit sari jeruk sitrun kepada anak yang mengalami gangguan cacingan.

Kelelahan,letih,  lesu
Minum air kelapa mudah hijau yang dicampur sedikit gula,tambahkan es jika perlu.(yayat/foto: zeze vavai.com)

Sumber : www.KabariNews.com/?31420

Pesan untuk wanita

Namaku Yeni dan ini adalah isi hatiku yang kutuangkan dalam tulisan. Ini adalah kisah yang ingin kubagikan kepada kaum kami wanita dan kepada pada pria. Kisah ini lebih ku khususkan kepada para kalian wanita terutama yang mencari pria dengan syarat-syarat atau embel-embel materi.

Aku tidak mengatakan bahwa itu salah karena aku pun demikian. Siapa sih yang mau hidupnya atau mendapatkan suami yang pas-pasan, karyawan rendahan, penghasilan tidak tentu. Itulah yang kupikirkan sejak awal sebelum berumah tangga dan akan kukatakan, AKU SALAH...materi memang diperlukan untuk hidup, tapi hidup tanpa kasih sayang dari seseorang yang kita cintai adalah sama halnya mati.

Aku tidak bisa menceritakan semua yang kualami ini, tapi aku ingin berbagi melalui kisahku ini. Anda boleh menilai aku bodoh, gila, aneh dan kata-kata makian lagian. Aku tidak peduli. Aku hanya ingin kalian jangan mengikuti jejaku terutama kalian para wanita.
Inilah kisahku...
Aku adalah seorang wanita yang berparas cantik (itu yang dikatakan pria-pria yang dekat denganku). Tinggiku 170cm dengan tubuh semapai dan singset (aku hobi aerobic). Aku berasal dari keluarga yang cukup berada, sejak kecil aku sudah biasa dimanja dengan materi yang ada, apapun yang kuinginkan selalu bisa kudapatkan. Maklum aku anak tunggal.

Setiap weekend aku selalu hang out ama teman-temanku. Diantara mereka akulah paling cantik kata mereka, bukannya sombong tapi itu yang kurasakan juga. Sering saat kami kumpul di cafe-cafe atau jalan-jalan di mall banyak pria yang mencuri pandang dan bahkan sering pula mereka minta kenalan dan nomor HP. Jika aku tidak sreg dengan pria tersebut maka aku tidak akan memberikan, tapi jika sreg aku baru kasih.

Aku mempunyai teman baik yang selalu menemaniku, namanya Winnie. Kemana kami pergi pasti selalu berdua ditemani teman-teman lain juga. Winnie mempunyai perawakan yang manis, tingginya 160an, orangnya agak plegmatis tapi enak diajak gaul. Menurutku dia paling cantik, tentunya setelah aku.Disuatu hari saat jalan-jalan dimall sama Winnie, kami berkenalan dengan 2 orang pria. Tentunya mereka yang ngajak kenalan dulu dong. Pria yang pertama sesuai dengan tipeku namanay Alex. Tingginya sekitar 180cm, kulit bersih, ganteng lagi. Pria yang kedua agak biasa. Namanya aku lupa, Tingginya hampir seperti ku 170cm. Awal perkenalan itulah aku kisah aku yang sebenarnya.

Seperti awal dalam masa pacaran, aku begitu senang sms dengan dia, aku selalu menanti telponnya. Dia begitu romantis dan penuh perhatian dan yang lebih penting lagi dia anak orang kaya. Setiap aku pulang dari aerobic dia selalu menjemputku. Pokoknya aku sangat bahagia, bahkan saat ulang tahunku dia memberikan aku iPhone 3GS.

Singkat cerita aku dan dia telah pacaran selama setahun lebih dan ternyata teman baiku Winnie juga pacaran sama pria kedua tersebut, dan aku baru tahu namanya ternyata bernama Adit. Pokoknya gitu dech, pasaran...
Pada bulan September adalah hari paling indah dalam hidupku. Aku menikah dengan Alex disebuah restoran mewah. Pesta pernikahanku begitu meriah, mungkin tidak kalah sama selebritis. Tamu yang hadir juga dari kalangan atas, bahkan beberapa direktur perusahaan terkemuka juga hadir didalamnya. Benar-benar impian yang jadi kenyataan. Tapi, aku salah...

Selang setahun pernikahanku, teman baikku Winnie juga menikah dengan Adit. Aku diundang kesana bersama suamiku. Saat ke tempat resepsinya aku terkejut. Ternyata mereka menikah disebuah restoran kecil. Tempatnya masuk jalan kecil lagi. Dalam perjalanan kesana aku sempat ragu apa benar ini tempatnya.

Setelah sampai disana aku baru yakin, temanku Winnie menyambutku dari jauh. Gaun pengantinnya kelihatan biasa bahkan ketinggalan model. Tapi Winnie saat itu kelihatan begitu cantik, manis sekali. Aku mengira aku salah lihat dan berpikir itu hanya pengaruh make up, tapi ternyata dia memang cantik dan manis sekali bahkan dengan make up seadanya. Malam itu kami bercanda dan melepas kangen setelah sekian lama tidak bertemu.
Pada tahun ketiga pernikahanku, aku merasa sangat bahagia karena suamiku bisnisnya berkembang pesat. Kami juga pindah kerumah yang lebih besar bahkan aku mendapatkan mobil baru dari suamiku saat ulang tahunku. Benar-benar lengkap hidupku. Suami yang tampan, perhatian dan mapan, kurang apalagi bukan?

Diakhir weekend, aku dan teman baikku Winnie bersama teman-teman lain reuni. Kami memang selalu begitu tiap tahun untuk melepas kangen. Kami berkumpul disalah satu cafe langganan kami. Seperti pada wanita umumnya kami saling bertukar cerita dan gosip. Teman-temanku menceritakan bagaimana suami atau pacar mereka. Dari yang kulihat mereka semua berpakaian glamour dan cantik hanya Winnie yang berpakaian sangat sederhana. Sebuah gaun putih dengan motif simple, tidak jelek malah cocok sekali dengan Winnie dan dia manis sekali.
Saat teman-teman lainku berpisah hendak pulang, aku dan Winnie sama-sama menunggu jemputan suami kita. Saat itu aku bertanya mengapa dia mau menikah dengan Adit. Bukankah dia bisa mendapatkan yang lebih baik. Mendengar pertanyaanku Winnie hanya tersenyum dan berkata, "aku memang menginginkan yang lebih baik, tapi bukan itu yang kubutuhkan". Aku pertama kali mendengar jawaban itu bingung, apa maksudnya? Tak lama kemudian suamiku datang menjemput, dalam hati aku ingin memamerkan itu pada Winnie. Tak lama kemudian kulihat suami Winnie datang dan aku terkejut...hanya dengan sepeda motor biasa.

Pada tahun kedua kami berkumpul lagi, dan seperti biasa kami gosip dan cerita-cerita saling membanggakan pasangan sendiri, lalu diakhiri dengan berpisah dijemput pasangan masing-masing. Saat itu aku tidak tahan lagi dengan penasaranku pada Winnie, mengapa wanita secantik dan semanis dia bisa memilih pria yang jelas-jelas hanya karyawan biasa. Dalam penasaranku sengaja kuajak bicara, "Win, saat pertama kali kamu sama Adit apa orang tuamu tidak melarang? Maksudku kamu kan dari kalangan menengah keatas?", tanyaku penasaran.

Winnie melihat kearahku dan tersenyum dan entah kenapa senyumannya sangat manis bahkan dibanding pertama kami reuni. "Mamaku memang sempat bertanya apakah aku tidak menyesal memilih Adit, tapi aku menjawabnya tidak karena aku mencintainya", jawab Winnie. "memang banyak teman-teman kita yang menentang hubunganku dengan Adit, bahkan beberapa kali aku pernah berpikir untuk berpisah dengannya", sambung Winnie. "Tapi saat aku bimbang itu mamaku malah mengatakan hal yang tidak pernah kuduga".

"Apa itu?", tanyaku penasaran. Winnie terdiam sebentar lalu menjawab mantap, "Jika kau mencintai seorang pria, jangan pernah kau melihat apa yang dikenakannya, apa yang dimilikinya atau apa yang dipakainya, tapi lihatlah lebih dalam kedalam hatinya karena itulah cinta sebenarnya". Mendengar jawaban itu aku tertawa kecil. Aku menjawab ,"itu sih ucapan orang jaman dulu, sekarang apa-apa perlu uang Win, tanpa uang mana bisa bahagia". Mendengar hal itu Winnie hanya tersenyum, dan harus kuakui itulah senyum Winnie yang paling manis.

Tidak terasa beberapa tahun telah lewat dan memasuki tahun ke 8, reuni kami masih berjalan seperti biasa. Cuma pada reuni kali ini bukan saling membanggakan yang kami ceritakan, tapi semua keluhan yang terdengar. Semua saling menceritakan keburukkan suami yang sudah tidak setia lagi, jarang pulang, kurang perhatian, banyak kerjaan, meeting sampai subuh dan sebagainya. Harus kuakui itupun yang kualami.

Aku dan semua temanku masih berpenampilan menarik, tapi itu hanya dilapisi make up yang tebal untuk usia yang bertambah. Pakaian yang wah untuk menutupi hati yang sepi, dan seperti biasa kami mengakhiri reuni kami dengan berpisah. Cuma sekarang pulang tidak dijemput suami lagi, tapi pulang sendiri-sendiri pakai mobil ataupun sopir.

Seperti biasa aku dan Winnie menunggu jemputan. Dalam kesunyian aku memandang kearah Winnie. Dia berpakaian simpel, wajahnya make up minimalis tapi wajahnya begitu cantik, malah menurutku semakin cantik dan manis. Tidak terlihat tua diusianya yang sama denganku. Tiba-tiba Wennie menyadarkan dengan suaranya. Ternyata suami sudah datang menjemput. Adit sekarang tidak memakai motor lagi tapi mobil keluarga biasa. Selama pernikahan mereka Adit tiap hari menjemput Winnie dengan senang hati, tanpa absen sekalipun.

Saat dia turun dari mobil, Adit terlihat begitu mempesoan, beda sekali dengan pertama kami bertemu. Sekarang dia terlihat berwibawa, badannya tegap dan atletis, sedangkan suamiku Alex malah terlihat lebih tua dari usianya. Saat melambaikan tangan perpisahan, akhirnya aku mengerti kata-kata mama Winnie dulu.

"Janganlah melihat pria dari apa yang dikenakannya, apa yang dimilikinya, tapi lihat lebih dalam kedalam hatinya".....Itulah kisahku para pembaca. Aku sekarang memang memiliki segalanya, rumah mewah, mobil mewah, perhiasan berlimpah, tapi aku kehilangan kasih sayang, perhatian, belaian. Memang aku masih keluar sama suamiku, masih komunikasi, tapi semua itu sangat berbeda dengan dulu. Saat keluar bukan aku yang dipikirkan oleh suamiku dikepalanya. Tapi bisnisnya. Dia memang masih perhatian sama aku tapi bukan dengan kasih sayangnya tapi dengan membelikan apapun yang kuinginkan.

Aku tidak mengatakan kalian para wanita harus menikah dengan pria miskin atau lainnya karena banyak juga pria yang miskin malah miskin perhatian dan kasih sayang. Aku tidak meminta tiap hari suamiku harus bersamaku, karena dia adalah kepala keluarga dan dia juga bekerja demi keluarga. Aku hanya meminta beberapa jam perhatiannya. Misalnya mengantar dan menjemputku pulang, mengucapkan kata sayang, membelaiku, bercanda denganku...

Kadang aku sangat iri dengan teman baikku Winnie, mereka selalu menghabiskan waktu disaat minggu, pergi berbelanja berdua, bergandengan tangan, bercanda, saling menyayangi. Suaminya begitu perhatian, setiap hari mengirim sms. Memang itu hal yang mudah dan sepele, tapi hal seperti itulah yang selalu kurindukan. Jika bisa mengulang waktu, mungkin aku akan memilih Adit. Walaupun pas-pasan tapi begitu berarti dan bahagia, karena kebahagiaan memang tidak bisa dinilai dengan materi.
Inilah pesanku kepada para wanita, jangan pernah kau sia-siakan seorang pria. Jangan pula kau menilainya dari apa yang dimilikinya. Memang tidak salah kita memilih yang lebih mapan. Tapi jadikanlah itu nilai plus atau bonus. Kekayaan ataupun materi bisa dicari bersama, asal ada niat, tapi ingatlah semua itu bisa habis. Andaikan tidak bisa habis itupun semua fana, tapi kasih sayang tidak pernah sirna jika dipupuk setiap hari. Itulah kebahagiaan yang sebenarnya.

Jika sekarang kalian telah menemukan pria seperti itu, pertahankan. Jangan lepaskan. Penyesalan selalu datang terlambat. Aku memang tidak bisa membalikan waktu, tapi aku tidak mau kalian mengulang kisahku. Memang tidak semua seperti kisahku, tapi siapa yang tahu hari esok? Justru diawal-awal kita harus mencari dan mengalinya.. .

Dengarkanlah kata hatimu, jangan terpengaruh oleh teman-teman kalian yang berbicara berdasarkan pikirannya sendiri, atau perkataan orang tua yang sepihak. Aku tidak mengatakan kalian harus melawan orang tua kalian, mereka sangat peduli dengan kalian, mereka ingin kalian bahagia, tapi ingatlah ini, YANG MENIKAH ITU KALIAN, kebahagian tidak bisa ditentukan oleh siapapun, tapi kita sendiri dan keputusan itu ditangan kalian.

Inilah pesanku kepada para pria, jika kalian mencintai kami, cintailah setiap hari karena kami perlu itu setiap hari. Kami memang bahagia saat kau memberikan kami sesuatu, tapi bukan sesuatu itu yang membuat kami bahagia, tapi sesuatu itu dari kamu orang yang kami cintai. Kami perlu diyakinkan tiap hari oleh kalian, bilang kami cantik, katakan sayang setiap hari, bahkan hanya satu kata hai bisa membuat hari kami menjadi ceria.

Putri raja cina yang sombong

Tersebutlah seorang putri raja dari cina yang sangat cerdas. Dia menjadi sombong dengan kecerdasannya itu. Ketika usia telah cukup untuk menikah sang raja bermaksud untuk mengadakan sayembara, sang putri tidak keberatan namun dia mengajukan syarat bagi mereka yang ingin menikahinya.. Setiap laki laki yang ingin mempersuntingnya harus mampu menjawab 3 pertanyaan yang dia ajukan. Bagi yang tidak mampu menjawab maka tiang gantungan telah menanti sebagai hukuman.

Demikianlah, puluhan pemuda mengakhiri hidup mereka ditiang gantungan tersebut karena tak mampu menjawab pertanyaan sang putri. Raja menjadi sangat khawatir dengan kondisi putrinya yang semakin menikmati permainannya, juga khawatir dengan usianya yang semakin bertambah namun tidak ada tanda tanda bahwa dia akan mengakhiri permainan gilanya itu serta khawatir semua pemuda terbaiknya mati sia-sia ditiang gantungan.

Suatu hari datanglah seorang pemuda pengembara dari tanah Bharata, dia mendengar cerita tentang sang putri dan berniat untuk mengakhiri permainannya. Dia mendaftar untuk bertanding dengan sang putri. Mendengar hal ini sang raja jadi gelisah karena pasti pemuda pengembara ini hidupnya akan berakhir pula ditiang gantungan. Dia menasehati sang pemuda agar mengurungkan niatnya untuk mengikuti pertandingan namun ditampik oleh sang pemuda yang telah bulat tekadnya untuk menghentikan kecongkakan sang putri.

Tibalah hari yang telah ditentukan, sang pemuda dan para penonton telah hadir dipendopo istana bersiap untuk mengikuti acara yang sangat menegangkan itu, namun sang pemuda tidak kelihatan tegang bahkan sebaliknya, dia duduk tegak bersila dengan tenangnya sambil terus menebar senyum. Sang raja dan para juri yang terdiri dari para pendeta dan penasehat istana telah duduk di masing masing tempat yang tersedia dengan harap-harap cemas. Tak berapa lama berselang datanglah sang putri berjalan ketengah-tengah pendopo dengan keangkuhan tersirat yang disebabkan oleh kecerdasannya. Duduk dengan kaki terlipat diatas kursi dan senyum sinis menghiasi wajah yang seharusnya sangat cantik itu dia melirik kearah sang pemuda.

Sayembara segera dimulai. Tampak sang putri berbisik ditelinga penterjemah yang segera berkata, “Wahai pemuda yang berani datang menantang sang putri, apakah engkau tidak takut digantung? Apakah engkau tidak sayang akan nyawamu berakhir sia-sia ditiang gantungan? Apakah engkau tidak sayang akan ketampananmu serta masa depanmu? Pulanglah sebelum terlambat.” Demikian kata penterjemah menyampaikan apa yang dibisikkan oleh sang putri, tampak sangat jelas dia memandang rendah sang pemuda. Walau kelihatan seperti menyayangkan keikut sertaan sang pemuda namun dari kata-katanya jelas tersirat bahwa sang putri sangat senang akan ada lagi korban yang jatuh dan dia tidak ingin sang pemuda mundur dari pendopo.

Sang pemuda hanya tersenyum sambil mempersilakan sang putri untuk menyampaikan pertanyaannya karena dia sudah tidak sabar lagi untuk menjawab.

Sang penterjemah membacakan pertanyaan pertama sang putri yang berbunyi, “Siapakah bapak yang mampu memperlakukan semua secara adil?”

Pemuda itu dengan suara tenang menjawab, “Dia adalah Matahari.”

Para juri terperangah karena untuk pertama kalinya ada orang yang mampu menjawab dengan tepat dengan santainya. Biasanya para pemuda terdahulu kalah pada pertanyaan pertama.

Pertanyaan kedua, “Siapakah ibu yang memakan anaknya setelah sang anak dilahirkannya?”

Kembali sang pemuda dengan tenangnya mengawab, “Dia adalah laut.”

Kini giliran sang putri yang keluar keringat dingin karena dua pertanyaannya dijawab dengan mudahnya. Dia berpikir sejenak sebelum mengajukan pertanyaannya yang ketiga. Setelah berpikir keras dia tersenyum karena merasa mendapatkan satu pertanyaan yang mustahil dijawab oleh siapapun, bahkan oleh para pendeta terpelajar sekalipun.

Pertanyaan ketiga adalah, “Pohon apakah yang setiap daunnya memiliki dua warna, hitam dan putih?”

Melihat sang putri tersenyum bahagia karena merasa yakin pertanyaannya tidak bakalan bisa dijawab, sang pemuda sengaja berlagak seperti orang yang sedang berpikir keras mencari jawaban, membiarkan sang putri menikmati angannya yang akan berakhir sebentar lagi. Hal ini ternyata membuat para hadirin dan juga sang raja menjadi sangat cemas, padahal tadi telah muncul harapan bahwa sang pemuda akan memenangkan sayembara ini. Setiap jawaban disambut tengan tepuk tangan yang sangat meriah. Namun berbeda dengan sekarang, suasana jadi sangat hening mencekam, setiap hati melantunkan doa kemenangan buat sang pemuda sehingga tidak akan ada lagi korban berjatuhan. Namun sang pemuda tidak segera menjawab, bahkan dia kelihatan berpikir semakin keras. Sengaja dia lakukan untuk memberikan kesempatan kepada sang putri menikmati angan kemenangannya lebih lama..

Sang putri yang merasa pasti menang menebar senyum bangga kearah hadirin namun ketika dia berpaling kearah sang pemuda senyum itu berubah menjadi sinis. Dia sangat senang atas hal ini dan berkata, “Wahai anak muda, sampai kapan engkau akan membisu seperti itu, akuilah bahwa engkau tidak menemukan jawabannya, orang-orang hebat seperti para pendeta yang telah renta karena ilmupun tidak tahu jawabannya apalagi anak kemarin sore sepertimu, oleh karena itu menyerahlah dan bersiaplah untuk menuju tiang gantungan, algojo telah tidak sabar menanti untuk memasang tali dilehermu, kasihan mereka terlalu lama menunggu sesuatu untuk dikerjakan, pekerjaan mereka hanya datang sesekali.”

Dengan tatapan tenang kearah sang putri sembari tersenyum, sang pemuda berkata, “Tuan Putri, jawaban hamba atas pertanyaan Tuan Putri yang ke tiga adalah Tahun.”

Gemuruh sorak sorai para hadirin karena akhirnya pertanyaan terakhir sang Putri terjawab juga walau mereka belum yakin jawaban itu benar, namun paling tidak mereka telah melihat guratan senyum disudut bibir para juri pertanda jawaban tersebut benar adanya.

Sementara dilain pihak, wajah sang Putri tiba tiba menjadi merah padam, marah dan kecewa setelah mendengar jawaban gamblang dari sang pemuda. Dia tidak habis pikir bagaimana si pemuda bisa tahu jawaban itu, sementara dia kelihatan berpikir keras dari tadi tapi ternyata dia dengan tenangnya dapat menjawab, sang Putri jadi curiga mungkin jawabannya itu hanya tebakan. Kemudian dia bertanya, “Kenapa jawabanmu Tahun, jelaskan!”

“Bagai sebatang pohon yang terus bertumbuh, tahun juga terus berjalan tanpa dapat dihentikan, daunnya adalah siang yang putih dan malam yang hitam.” Demikian jawaban sang pemuda pengembara. Sekali lagi hadirin bersorak riang gembira. Namun berbeda dengan sang Putri yang takabur itu, dia berteriak tidak terima kalah dan tidak mau menikah sembari ingin mengajukan pertanyaan lagi akan tetapi permohonannya ditolak sang Raja yang mengatakan bahwa jika Putri tidak mau mengaku kalah dan tidak mau menikah dengan sang pemuda maka dia harus mendapat hukuman yang sama seperti para pemuda yang kalah sebelumnya, hukuman gantung.

Akhirnya sang Putri mengaku kalah walau dengan terpaksa dan kemudian dipersunting oleh si pemuda dan diboyong kenegaranya yaitu Bharatawarsa.

Makna dari dunia itu sendiri adalah kehidupan karna tanpa hidup kita ga akan pernah tau dunia itu seperti apa,,,,tidak selamanya apa yang kita anggap benar itu…..tidak salah juga di mata kehidupan dalam bingkai dunia.