translate languages

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

3 Agu 2012

Ayam Merah dan Butir Gandum

alt
Pada suatu hari, seekor ayam merah sedang mengais-ngais di halaman, ketika ia menemukan sebutir gandum.
“Siapa mau menanam gandum?” tanyanya.
“Bukan aku,” jawab bebek.
“Bukan aku,” kata kucing.  
“Bukan aku,” kata anjing.
“Baiklah kalau begitu,” kata ayam merah, “aku yang akan menanamnya.”
Maka ia pun menanam butir gandum itu.
Setelah beberapa waktu lamanya, gandum itu tumbuh tinggi dan berbuah.
“Sekarang siapa yang mau memetik gandumnya?” Tanya ayam merah.
“Bukan aku,” jawab bebek.
“Bukan aku,” kata kucing.
“Bukan aku,” kata anjing.
“Baiklah kalau begitu,” kata Ayam Merah, “aku yang akan memetiknya.”

Maka ia pun memetik gandumnya. Setelah gandum dipetik, ia bertanya, “Siapa akan membawa gandum ini ke pinggilingan supaya digiling menjadi tepung?”
   
“Bukan aku,” jawab bebek.
“Bukan aku,” kata kucing.
“Bukan aku,” kata anjing.
“Baiklah kalau begitu,” kata Ayam Merah, “aku yang akan membawanya ke penggilingan untuk digiling menjadi tepung.”

Ketikan gandum sudah menjadi tepung, ayam merah bertanya, “Siapa yang akan memasak tepung menjadi roti?”
   
“Bukan aku,” jawab bebek.
“Bukan aku,” kata kucing.
“Bukan aku,” kata anjing.
“Baiklah kalau begitu,” kata Ayam Merah, “aku yang akan memasaknya menjadi roti yang lezat.”
    
Ayam Merah pun memasak  roti yang lezat dan meggiurkan.
Lalu ia bertanya, “Siapa yang akan mencicipi roti yang lezat ini?”
“Oh, saya mau!” kata bebek.
“Oh, saya mau!” kata kucing.
“Oh, saya mau!” kata anjing.

“Oh, tidak. Kalian tidak akan makan rotiku, aku yang akan makan. Aku dan anak-anakku.” Lalu Ayam Merah pun memanggil anak-anaknya untuk makan roti yang lezat bersama-sama

maspeypah
  • Digg
  • Facebook
  • Google
  • StumbleUpon
  • TwitThis

Artikel Menarik Lainnya



Komentar :

ada 0 comment ke “Ayam Merah dan Butir Gandum”

Posting Komentar