translate languages

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

18 Apr 2012

Kisah Seekor Kupu-Kupu

Di sebuah kota kecil yang tenang & indah, ada sepasang pria & wanita yang saling mencintai. Mereka selalu bersama memandang matahari terbit di puncak gunung, bersama di pesisir pantai menghantar matahari senja.

Setiap orang yang bertemu dengan mereka tidak bisa tidak akan menghantar dengan pandangan kagum & doa bahagia. Mereka saling mengasihi satu sama lain..
Namun pd suatu hari, malang sang lelaki mengalami luka berat akibat sebuah kecelakaan. Ia berbaring di atas ranjang pasien beberapa malam tidak sadarkan diri di rumah sakit. Siang hari sang wanita menjaga di depan ranjang & dengan tiada henti memanggil-manggil kekasih yg tidak sadar sedikitpun.

Malamnya ia ke gereja kecil di kota tersebut & tak lupa berdoa kepada Tuhan agar kekasihnya selamat. Air matanya sendiri hampir kering karena menangis sepanjang hari.

Seminggu telah berlalu, sang lelaki tetap pingsan tertidur seperti dulu, sedangkan si wanita telah berubah menjadi pucat pasi & lesu tidak terkira, namun ia tetap dengan susah payah bertahan & akhirnya pada suatu hari Tuhan terharu oleh keadaan wanita yang setia & teguh itu, lalu Ia memutuskan memberikan kepada wanita itu sebuah pengecualian kepada dirinya.

Tuhan bertanya kepadanya "Apakah kamu benar-benar bersedia
menggunakan nyawamu sendiri untuk menukarnya?" . Si wanita tanpa ragu sedikitpun menjawab "Ya".

Tuhan berkata "Baiklah, Aku bisa segera membuat kekasihmu sembuh kembali, namun kamu harus berjanji menjelma menjadi kupu-kupu selama 3 thn. Pertukaran seperti
ini apakah kamu juga bersedia?". Siwanita terharu setelah mendengarnya & dengan jawaban yang pasti menjawab "saya bersedia....".

Hari telah terang. Si wanita telah menjadi seekor kupu-kupu yg indah. Ia mohon diri pada Tuhan lalu segera kembali ke rumah sakit. Hasilnya, lelaki itu benar-benar telah siuman bahkan ia sedang berbicara dengan seorang dokter.
Namun sayang, ia tidak dapat mendengarnya sebab ia tak bisa masuk ke ruang itu.

Dengan di sekati oleh kaca, ia hanya bisa memandang dari jauh kekasihnya sendiri...
Beberapa hari kemudian, sang lelaki telah sembuh. Namun ia sama sekali tidak bahagia.
Ia mencari keberadaan sang wanita pada setiap orang yg lewat, namun tidak ada yang tahu sebenarnya sang wanita telah pergi kemana.

Sang lelaki sepanjang hari tidak makan & istirahat terus mencari. Ia begitu rindu kepadanya, begitu inginnya bertemu dengan sang kekasih, namun sang wanita yang telah berubah menjadi kupu-kupu bukankah setiap saat selalu berputar di sampingnya? hanya saja ia tidak bisa berteriak, tidak bisa memeluk.

Ia hanya bisa memandangnya secara diam-diam. Musim panas telah berakhir, angin musim gugur yang sejuk meniup jatuh daun pepohonan. Kupu-kupu mau tidak mau harus meninggalkan tempat tersebut lalu terakhir kali ia terbang & hinggap di atas bahu sang lelaki.

Ia bermaksud menggunakan sayapnya yang kecil halus membelai wajahnya, menggunakan mulutnya yang kecil lembut mencium keningnya....
Namun tubuhnya yang kecil & lemah benar-benar tidak boleh di ketahui olehnya...
Sebuah gelombang suara tangisan yang sedih hanya dapat di dengar oleh kupu-kupu itu sendiri & mau tidak mau dengan berat hati ia meninggalkan kekasihnya, terbang ke arah yang jauh dengan membawa harapan.

Dalam sekejap telah tiba musim semi yang kedua, sang kupu-kupu dengan tidak sabarnya segera terbang kembali mencari kekasihnya yang lama di tinggalkannya.

Namun di samping bayangan yang tak asing lagi ternyata telah berdiri seorang wanita cantik. Dalam sekilas itu sang kupu-kupu nyaris jatuh dari angkasa.
Ia benar-benar tidak percaya dengan pemandangan di depan matanya sendiri.

Lebih tidak percaya lagi dengan omongan yang di bicarakan banyak orang. Orang-orang selalu menceritakan ketika hari natal, betapa parah sakit sang lelaki. Melukiskan betapa baik dan manisnya dokter wanita itu.
Bahkan melukiskan betapa sudah sewajarnya percintaan mereka
& tentu saja juga melukiskan bahwa sang lelaki sudah bahagia seperti dulu kala .

Sang kupu-kupu sangat sedih. Beberapa hari berikutnya ia seringkali melihat kekasihnya sendiri membawa wanita itu ke gunung memandang matahari terbit, menghantar matahari senja di pesisir pantai.
Segala yang pernah di milikinya dahulu dalam sekejap tokoh utamanya telah berganti seorang wanita lain sedangkan ia sendiri selain kadangkala bisa hinggap di atas bahunya, namun tidak dapat berbuat apa-apa.

Musim panas tahun ini sangat panjang, sang kupu-kupu setiap hari terbang rendah dengan tersiksa & ia sudah tidak memiliki keberanian lagi untuk mendekati kekasihnya sendiri.
Bisikan suara antara ia dengan wanita itu, ia & suara tawa
bahagianya sudah cukup membuat hembusan napas dirinya berakhir, karenanya sebelum musim panas berakhir, sang kupu-kupu telah terbang berlalu.

Bunga bersemi & layu. Bunga layu & bersemi lagi. Bagi seekor kupu-kupu waktu seolah-olah hanya menandakan semua ini.

Musim panas pada tahun ketiga, sang kupu-kupu sudah tidak sering lagi pergi mengunjungi kekasihnya sendiri. Sang lelaki bekas kekasihnya itu mendekap perlahan bahu si wanita, mencium lembut wajah wanitanya sendiri.
Sama sekali tidak punya waktu memperhatikan seekor kupu-kupu yg hancur hatinya apalagi mengingat masa lalu.

Tiga tahun perjanjian Tuhan dengan sang kupu-kupu sudah akan segera berakhir & pada saat hari yg terakhir, kekasih si kupu-kupu melaksanakan pernikahan dengan wanita itu.

Dlm kapel kecil telah dipenuhi orang-orang. Sang kupu-kupu secara diam-diam masuk ke dalam & hinggap perlahan di atas pundak Tuhan.
Ia mendengarkan sang kekasih yang berada dibawah berikrar di hadapan Tuhan dengan mengatakan "saya bersedia menikah dengannya!".
Ia memandangi sang kekasih memakaikan cincin ke
tangan wanita itu, kemudian memandangi mereka berciuman dgn mesranya lalu mengalirlah air mata sedih sang kupu-kupu.

Dengan pedih hati Tuhan menarik napas "Apakah kamu menyesal?".
Sang kupu-kupu mengeringkan air matanya "Tidak".
Tuhan lalu berkata di sertai seberkas kegembiraan "Besok kamu
sudah dapat kembali menjadi dirimu sendiri".
Sang kupu-kupu menggeleng-gelengkan kepalanya "Biarkanlah aku menjadi kupu-kupu seumur hidup".

Terimakasih sudah membaca dan ini hanyalah sebuah cerita FIKTIF yang saya dapat dari seorang sahabat...

Ada beberapa kehilangan merupakan TAKDIR.
Aada beberapa pertemuan adalah yang tidak akan berakhir selamanya...

Mencintai seseorang tidaklah mesti harus memiliki...
Namun memiliki seseorang maka harus baik-baik menyayangi dan mencintainya..

maspeypah
  • Digg
  • Facebook
  • Google
  • StumbleUpon
  • TwitThis

Artikel Menarik Lainnya



Komentar :

ada 0 comment ke “Kisah Seekor Kupu-Kupu”

Posting Komentar