translate languages

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

10 Apr 2011

Toko Nenek yang selalu Untung

Toko nenek terdapat disebuah desa kecil, yang berada di jalan kecil didesa ini, toko nenek adalah sebuah toko kelontong, yang sudah dibuka sangat lama, nenek dari pagi sibuk sampai malam mengurus tokonya, tetapi dia tetap semangat dan setiap hari sangat gembira.

Orang-orang yang berada disekitar itu juga sudah lupa sudah berapa lama toko nenek dibuka, orang-orang disekitar ini dari kecil sudah membeli permen, odol, sabun, telur membeli sampai sekarang, sampai mereka juga sudah hampir menjadi kakek dan nenek. Hari berlalu dengan cepat, sekarang nenek sudah sangat tua, mata sudah rabun, kaki dan tangan juga sudah lamban, berjalan terpincang-pincang, juga sudah pikun, selalu lupa meletakkan barang.

“Nenek, berapa harga 1 kg gula?”
“Coba saya pikir sebentar, Rp. 5.000, oh ya salah Rp. 10.000,….bukan.. bukan.. bukan yang benar adalah Rp. 8.000.”
“Nenek saya mau beli kacang, berapa 1 bungkus?” “Rp. 250.”
“Nenek,.. mana mungkin kacang demikian murah?, saya rasa maksud nenek Rp. 1000, Nenek lupa ya?”
 “Ya..ya. benar Rp. 1000.”

“Nenek, engkau salah mengembalikan uang, seharusnya engkau kembalikan kepada saya Rp. 5000, tetapi engkau kasih ke saya Rp. 55.000, ini kelebihan.” Setiap hari kejadian seperti ini berulang kali terjadi, orang-orang yang berada disekitarnya sangat khawatir kepada nenek, takut dia setiap hari salah harga dan salah mengembalikan uang kepada orang sehingga rugi, tetapi nenek dengan tertawa berkata tidak rugi,.. tidak rugi malahan untung banyak.

Didesa ada seorang guru yang sudah lama menjadi teman baik nenek, guru ini sering ketika keluar rumah berkunjung ke rumah muridnya sering singgah ke toko nenek, mengobrol dengannya, dia sangat khawatir toko nenek bisa bangkrut. Seperti hari ini dia baru duduk 15 menit dia sudah melihat nenek salah menjual barang, salah mengembalikan uang, uang Rp. 5000 dianggap Rp. 20.000 dikembalikan kepada orang lain, kejadian ini bukan hanya satu kali tetapi sudah 3 -4 kali terjadi.

“Nenek, lebih bagus nenek tidak usah buka toko lagi, saya lihat keadaan nenek yang demikian cepat atau lambat akan menjadi bangkrut.” Guru ini dengan maksud baik menasehati nenek. “Tidak, saya tidak rugi, malahan untung banyak, kalau engkau tidak percaya engkau bisa melihat buku catatan keuangan saya.” Nenek dari lacinya mengeluarkan sebuah buku yang sudah sangat kumal dan hitam, pinggiran buku sudah koyak menyodorkan kepada guru.

Buku catatan apa ini? Guru melihatnya dengan bingung, dari halaman pertama sampai halaman terakhir hanya ada huruf 1, ribuan huruf satu membuat buku ini penuh.
“Saya tidak bisa membacanya, nenek dapatkah engkau jelaskan kepada saya apa maksudnya?”

“Ha..ha…ha. kalian orang terpelajar hanya bisa mengajarkan orang membaca, pasti tidak mengerti maksud saya.” Nenek tertawa sampai kedua matanya sipit menjadi sebuah garis. Sambil tertawa dia menjelaskan,”Coba engkau perhatikan, disini selain ditulis huruf 1 ditengah ada sebuah garis, apakah engkau sudah melihatnya?” Benar saja selain huruf 1 ditengah ada sebuah garis yang sangat panjang, seperti sebuah aliran sungai, garis ini berada ditengah sebagai garis pemisah antara bagian atas dan bagian bawah. “Coba engkau perhatikan baik-baik, apakah huruf 1 dibagian atas garis lebih banyak atau huruf 1 dibagian bawah nya?” “Apa maksud nenek?” “Ini adalah buku catatan ciptaan saya, tentu saja engkau tidak mengerti.” Sambil berkata demikian nenek menunjuk kepada huruf 1 yang terdapat didalam catatan.

“Setiap halaman dibuku ini menandakan setiap hari, huruf 1 menandakan setiap hal yang terjadi, setiap hari ditoko saya banyak hal yang terjadi, jika hal yang gembira yang terjadi saya akan menulis huruf satu dibagian atas buku ini, dan jika hal yang tidak gembira terjadi maka saya akan menulis dibagian bawah buku ini. Coba engkau hitung dengan baik, bukankah hal gembira yang terjadi setiap hari jauh lebih banyak daripada hal yang tidak gembira yang terjadi? Coba engkau pikirkan saya membuka toko kecil ini bukankah saya setiap hari untung sangat banyak?.”

“Oh, rupanya demikian.” Mata guru ini  melotot sangat besar, dia membuka buku catatan ini dari halaman pertama sampai terakhir,benar saja, huruf 1 diatas jauh lebih banyak daripada dibawah, terkadang satu halaman penuh dengan huruf 1 diatas saja, sedangkan dibawah kosong. Guru berpikir seharian ini nenek sudah beruntung sangat.. sangat banyak. “Saya sangat gembira nenek sudah beruntung demikian banyak.” Sambil menyodorkan kembali buku ini kepada nenek guru ini berkata, “Tetapi, ada yang masih saya tidak mengerti, apakah itu hal yang gembira dan apakah itu hal yang tidak gembira?”

“Oh, sebenarnya ini adalah hal yang sederhana, memang engkau adalah seorang terpelajar yang hanya bisa membaca, akan saya jelaskan kepadamu, misalnya, ketika saya salah menjual 1 kg beras yang harganya Rp 8.000, saya jual hanya dengan Rp. 3000, ketika langganan saya mengembalikan kepada saya Rp. 5000, ini adalah hal yang gembira, saya lebih mengembalikan Rp. 15.000 kepada langganan dan langganan kemudian membayar kembali kepada saya, ini juga hal yang gembira, ketika langganan saya membantu saya mengangkat beras, ketika saya sedang sibuk membantu saya ini dan itu adalah hal yang gembira, semua kejadian ini saya catat semua satu persatu.” “Eh.. ada hal yang tidak menggembirakan, misalnya ada langganan yang selalu menganggap saya sudah pikun, membeli barang tidak membayar, mengatakan mau utang dulu, tapi lalu tidak membayar.  Setiap dia melakukan sekali saya akan mencatat hal ini juga.”

“Masih ada seseorang ketika saya sibuk dan tidak memperhatikannya, dia akan mengambil sebungkus kacang, sebotol coca cola, sebungkus permen, setiap dia melakukan sekali saya akan mencatatnya ditempat hal yang tidak gembira, pasti ada orang seperti itu, kita semua makan nasi yang sejenis, tetapi yang keluar adalah ratusan bahkan ribuan jenis orang yang berbeda. Tetapi masih bagus, kalau dihitung setiap hari masih banyak hal yang gembira daripada hal yang tidak gembira, setelah saya hitung, toko saya setiap hari untung, malahan setiap hari untung makin lama makin banyak, saya sudah banyak mengumpulkan kebahagiaan, oleh sebab itu saya sudah berubah menjadi orang yang paling bahagia dan gembira didunia ini.”

“Toko yang demikian ini, bagaimana saya bisa menutupnya!”

Selalu memperhatikan apa yang engkau miliki, dan mengabaikan apa yang engkau hilang, dengan demikian engkau dapat hidup lebih bahagia dan gembira

maspeypah
  • Digg
  • Facebook
  • Google
  • StumbleUpon
  • TwitThis

Artikel Menarik Lainnya



Komentar :

ada 0 comment ke “Toko Nenek yang selalu Untung”

Posting Komentar