translate languages

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

12 Apr 2011

Dunia terus bergerak maju, bagaimana dengan pendidikan ?

Dunia, dizaman yang berevolusi dan terus berkembang, dengan terus meningkatnya teknologi dan sumber daya Manusia. Serta tuntutan permintaan Sumber daya manusia yang lebih tinggi, untuk mendukung meningkatnya perkembangan teknologi , ilmu pengetahuan, dan system –sistem dalam berbagai perusahaan, sehingga diperlukannya manusia –manusia terdidik & terlatih serta berwawasan tinggi untuk memenuhi tuntutan zaman ini.

Sekolah , perguruan tinggi / universitas, tempat –tempat less, hingga tempat –tempat belajar lainnya, merupakan wadah bagi terbentuknya manusia zaman modern, tapi tahukah anda, bagaimana pendidikan di Indonesia saat ini??

Menurut Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Dan mengkaji dari itu semua, saya yang masih amatiran ini, ingin memberikan opini sedikit tentang pendidikan di Tanah tercinta ku Indonesia [ «IIndonesia» ], opini adalah untuk membangun pendidikan bangsa yang lebih maju, berwawasan tinggi, dan membentuk pribadi –pribadi yang sadar akan pendidikan.
Pendidikan, ya itulah sebutan orang –orang terhadap orang yang terdidik, punya wawasan terlebih lagi bagi MAHAsiswa, kaum intelek, orang yang pintar [kata mama saya dulu, hati –hati ngomong dengan anak kuliah pandai itu orang –orang pintar semua], tapi ternyata setelah menginjakan kaki di bangku kuliah, saya rasa yang lebih pintar mereka yang baru belajar berbicara dan merangkak.
Menurut wawasan yang sempit ini, saya membagi factor yang mempengaruhi pendidikan menjadi tiga hal penting, diluar hal –hal lain yang kurang mengaitkan?

1. Pelajaran disekolah / perguruan tinggi
130262702522127490Saya menomor satukan pelajaran, karena dengan belajar kita bisa mengerti itu dunia, karena dengan pelajaran kita bisa seperti saat ini, dunia ini, bangsa ini, ada seperti sekarang karena pelajaran yang semakin diturunkan dari penemu –penemu, pencipta,professor, hingga filsafat –filsafat terkenal.

Tidak kalah menariknya, pelajaran itu merupakan sumber prestasi kita, tapi bagaimana dengan pelajaran yang diberikan di bangku belajar , bangku sekolah, perguruan tinggi bahkan?? Apakah maksimal diterima dan diterapkan di kehidupan sehari –hari.

Pepatah pernah mengatakan , “ lebih baik sedikit pengetahuan yang diterapkan, ketimbang sejuta ilmu yang di sia –siakan” ya, menurut saya sendiri pendidikan itu seperti ini. Lebih baik sekolah sebentar tetapi ilmunya tidak kalah dengan Mahasiswa. Pernah saya merenungkan bagaimana orang –orang sukses yang hidup di atas generasi saya, mereka mengenyam pendidikan yang rendah, tapi bisa sesukses sekarang, bahkan ada yang tidak pandai membaca, tapi bisa memimpin orang banyak.

Untuk masalah pelajaran sendiri, saya tidak menyalahkan pelajaran itu benar maupun salah di berikan, dimana pendidikan di Indonesia sendiri selalu gembar gembor menyuarakan kurikulum baru, dengan menunjukan kehebatan, katanya lebih oke, tepat, hebat, dan mantaf, tapi setelah berselang setahun apa yang terjadi, muncul lagi kurikulum baru. Bagaimana isi formula pendidikan itu sendiri kalau jadinya pendidikan yang terwujud seperti ini.

Hmm..saya ambil contoh masalah undang –undang, tahun ini kami diajarkan undang undang pasal xx mengatakan xxx, ternyata berselang setahun pasal tersebut diganti –ganti, wah…apakah mutu pendidikan sekarang seperti ini?? Belum dicermati , sudah gonta ganti….

Contoh lain : Pelajaran yang paling popular yaitu Bahasa Indonesia [teng ing eng], seingat saya akhir –akhir –akhir ini saya selalu membandingkan kamus besar bahasa Indonesia dari tahun sekian dengan tahun sekian, dan diteliti punya teliti bahasa kita semakin tahun semakin mantaf, alias semakin banyak. Nah, kalau diterapkan terus bagaimana ada kebakuan dalam berbahasa?? Jadinnya hancur murid belajar bahasa, dulu memakai kata xx, setelah sekolah makin tinggi jadi bahasa yyy, bagaimana orang luar bisa belajar bahasa Indonesia kalau begini??

2. Guru / dosen

Tidak kalah pentingnya,mutu seorang guru disekolah/perguruan tinggi. Jujur saya sebagai murid mengatkan : “ saya sebagai murid, tidak peduli dengan bagaimana wawasan guru tersebut, tidak peduli apakah guru tersebut pintar ataupun kurang pandai, tapi yang terpenting bagi saya adalah bagaimana guru itu berinteraksi dengan murid?” , yach..begitulah, tapi yang terjadi dilapangan berbeda. Semakin tinggi pangkat guru [ nama semakin panjang] semakin berangin –angin dalam membawa pelajaran. Wah..bisa –bisa terhembus angin terbang ini.wkwkwkkw..

Guru merupakan peran terpenting dalam menyalurkan pendidikan, bagaimana watak dan perilaku murid itu tergantung dengan bagaimana guru membawakan pendidikan, dan menurut saya lagi semua murid punya keinginan yang sama yaitu diberikan kesempatan yang sama dan dihargai. “Tolong,,bapak –bapak/ibu –ibu yang terhormat, beri kami kesempatan untuk berinteraksi, mencoba dan bombing kami” bukan malah menyiksa, ataupun kami hanya 4D kesekolah [datang, duduk,diam,dengar], kalau begitu terus kami bakalan menjadi bosan dan jenuh dengan pendidikan.

Sekolah yang berkualitas adalah sekolah yang memiliki guru guru yang dapat membimbing murid –muridnya jauh lebih baik. Tidak heran kalau banyak terjadi penganiayaan terhadap murid, yach karena guru tidak dapat berinteraksi baik terhadap murid, jadinya murid membrontak dan jalan satu –satunya melawan, “murid juga manusia pak, pelu yang namanya perhatian dari guru”.

Murid akan pintar jika gurunya pintar[ pribahasa zaman dulu], tapi bagaimana kalau gurunya yang tidak becus untuk mendidik?? Bagaimana bobroknya murid yang tercipta?, itu menjadi pertanyaan bagi kita semua untuk apa kita belajar disekolah yang gurunya hanya mementingkan emosi dan ego sendiri, dia hanya dating dan menjelaskan hingga jam pelajaran usai, tanpa ada timbal balik. Atau dating dengan tenangnya memberikan tugas dan pulang [lama –lama murid tidak akan tahu siapa gurunya sebenarnya??]

3. Dimana anda berada?
13026269102132060141Dunia pendidikan sangatlah luas, pernah saya mendengar “ untuk mengapai segumpal ilmu, anda harus menyebrangi samudara untuk mendapatkannya”, yach..dimanakah anda berada, disitulah letak mutu pendidikan kita? Anda yang di ujung timur Indonesia atau dibaratkah, jenis pendidikannya telah berbeda, yach begini lah kondisi kita di Indonesia, tidak dapat ditutup –tutupi lagi, dan secara sah mari kita berpikir dewasa untuk hal ini, bukan untuk ditutup –tutupi karena kita bukan anak kecil lagi. Cari solusi dan jalankan secara bersama –sama lebih baik daripada memaikan petak umpet. Ironis sekali sebetulnya, negeri yang diarungi dengan kekayaan terkaya didunia tetapi masih tidak merata dirasakan di berbagai daerah. [tidak heran kalau anda melihat siaran ditelevisi banyak anak sekolah yang pergi sekolah harus bereng mengarungi sungai,lautan baru tiba disekolah].wow…..

Ini tahap terakhir yang saya letakan,karena ini berhubungan dengan hal –hal lainnya. Jika anda merasa pelajaran yang diterima berbeda,cepat –cepatlah anda mengalihkan perhatian ke pelajaran yang sama ditempat lain, sebelum anda tersesatkan atau terpengaruh dengan pelajaran –pelajaran yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.

Jika anda berada dalam kekangan seorang guru yang otoriter, cepat –cepatlah anda mengubah haluan terhadap guru itu. [guru bukan dewa, dan murid bukan kerbau—soe hok gie]..jadi ingatlah, guru yang otoriter dan mempunyai hak penuh itu tidak akan baik terhadap kehidupan kita, akan membawa dampak buruk kedepannya.

Jika anda telah berada di sekolah yang bermutu,Bersyukurlah anda, karena sekolah memberikan anda watak yang kokoh untuk berkembang menjadi jiwa yang murni,yang kelak akanmembangun Indonesia menjadi Negara nomor 1 didunia. Yakinkan lah”
pernah orang bertanya dengan saya, kenapa saya tidak pernah menyuarakan aspirasi kecil -kecilan ini??saya jawab :
“kami[kita] bukan bodoh untuk tidak berbicara, tapi kami[kita] terdidik untuk diam”–
“perubahan besar hari ini dimulai dari keputusan kecil kita untuk berubah”
Mari kita rubah pendidikan yang telah lama mengukung kita dalam jeruji, jangan menunggu api penyesalan dating barulah anda mengatakan menyesal, mari ubah diri sendiri dan kondisi pendidikan kita. Dengan berkata : NO kepada narkoba [apa hubungannya yang terakhir ini??]
Akhir kata, maaf kepada segala pihak yang merasa namanya terkail di artikel ini, artikel ini bukan untuk mengejek ataupun untuk mengkritik, saya hanya belajar mengetik untuk melancarkan jalan pikiran saya, dan untuk dicermati secara bersama.

maspeypah
  • Digg
  • Facebook
  • Google
  • StumbleUpon
  • TwitThis

Artikel Menarik Lainnya



Komentar :

ada 0 comment ke “Dunia terus bergerak maju, bagaimana dengan pendidikan ?”

Posting Komentar