translate languages

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

21 Jan 2011

Jujur

Dari dulu hingga sekarang, tak peduli di negara timur atau barat, menganggap kejujuran dan dapat dipercaya sebagai semacam tradisi kebaikan.

Di dalam perjalanan hidup manusia, mungkin manusia bisa kehilangan keuntung-an materi yang berada di depan mata karena dia memegang teguh sifat dapat dipercaya.

Akan tetapi jika dipandang dari masa kehidupan manusia dalam jangka panjang, memupuk kepercayaan atas dasar kejujuran, dan bisa dipercaya secara luas oleh masyarakat adalah hal yang tidak bisa diukur dengan uang, membangun kepercayaan merupakan titik krusial dalam kehidupan seseorang untuk menuju ke jalan kesuksesan.

Maka dari itu, menjauhi tipu menipu dan intrik mengintrik, bertindak licik, adalah sikap hidup yang tepat. Tidak menipu, tidak mengelabui, adalah prinsip yang mendasar untuk menjadi manusia.

Pada suatu sore hari Jumat, ada seorang seniman muda yang miskin, seperti biasanya dia berdiri didepan pintu masuk kereta bawah tanah, sedang memainkan biolanya dengan penuh konsentrasi.

Suara biolanya sangat enak didengar, walaupun orang-orang sedang bergegas pulang kerumah untuk berakhir pekan, masih banyak diantaranya yang tak dapat menahan diri untuk melambatkan langkahnya. Kadang kala juga ada sebagian dari orang-orang itu yang memasukkan uang ke dalam topi dari seniman muda itu.

Keesokan sore, seniman muda itu seperti biasanya datang di depan pintu masuk kereta bawah tanah tepat pada waktunya. Dia melepaskan topi, dengan sangat anggun topi tersebut diletakkan di atas lantai.

Berbeda dengan biasanya, dia mengeluarkan secarik kertas besar dari dalam tasnya. Kemudian dengan serius kertas itu dibeber di atas lantai, 4 sisi kertas itu ditindih dengan batu yang telah disediakan olehnya. Setelah selesai melakukan semuanya ini, dia menyetel biolanya, lalu mulai memainkan biolanya, suaranya serasa lebih merdu dan lebih enak dari sebelumnya.

Tidak lama kemudian, di sekitar penggesek biola muda ini telah berkerumun banyak orang. Orang-orang pada tertarik pada tulisan di atas kertas besar yang dibeberkan di atas lantai, juga ada orang yang bertanjak kaki untuk melihat.

Diatas kertas tertulis: Kemarin sore, ada seseorang yang bernama George keliru meletakkan barang pentingnya ke dalam topi saya, silahkan cepat datang untuk mengambil.

Setelah melihat, tulisan itu menjadi buah bibir setiap orang, semua orang ingin mengetahui barang apa itu sebenarnya. Bahkan ada orang yang menanti di pinggir jalan untuk melihat. Setengah jam kemudian, ada seorang tengah baya berlari dengan tergesa-gesa menuju ke kerumunan orang, memisahkan orang-orang itu dan menerjang ke depan penggesek biola.

Dia memegang kedua bahu anak muda itu dan bicara tak keruan, Ah! Kamu, kamu sungguh telah datang, saya tahu kamu adalah orang yang jujur, pasti akan datang.

Dengan tenang pemuda penggesek biola itu berkata, Apakah Anda tuan George?

Orang itu menganggukkan kepala, penggesek biola itu bertanya lagi, Barang apakah yang Anda tinggalkan? Tuan itu menjawab, Lotre, lotre. Lalu penggesek biola itu dari dalam dadanya mengeluarkan selembar lotre, di atas lembaran lotre itu tertera tulisan nama George dengan sangat jelas, penggesek biola itu mengangkat lotre itu dan bertanya, Inikah lotre itu?

Dengan sangat cepat George menganggukkan kepala, merampas lotre itu dan dicium, kemudian dia memeluk penggesek biola itu dengan histeris berputar-putar di atas lantai.

Ternyata masalahnya adalah, George adalah seorang pegawai kecil di sebuah perusahaan, beberapa hari yang lalu dia membeli selembar lotre dari sebuah bank, kemarin siang lotre itu diundi, dia mendapatkan hadiah sebesar 500 ribu dollar.

Kemarin pulang dari kantor, suasana hatinya sangat baik, mendengarkan alunan musik juga sangat nyaman, maka dari itu dia mengeluarkan uang 50 dollar dari dalam dompetnya dan diletakkan ke dalam topi si penggesek biola itu, tetapi kurang hati-hati beserta uang itu lotrenya juga terlempar ke dalam topi.

Penggesek biola itu adalah murid sebuah akademi musik, sebenarnya dia ingin melanjutkan sekolahnya di Vienna, tiket pesawat juga sudah dibeli, jam penerbangannya sebenarnya pada siang hari itu.

Akan tetapi ketika dia mengemas barang-barangnya dia menemukan lotre yang bernilai 500 ribu dollar itu, dia berpikir bahwa orang yang kehilangan itu pasti akan datang untuk mencari, maka penerbangan untuk hari ini dia batalkan, dan datang ketempat dia bermain biola tepat pada waktunya.

Belakangan ada orang yang bertanya kepada penggesek biola, Pada saat itu Anda sangat membutuhkan sejumlah uang untuk mencukupi uang sekolah, dengan terpaksa Anda menggesek biola didepan stasiun kereta bawah tanah. Mengapa Anda tidak mengambil lotre yang berjumlah 500 ribu itu untuk Anda sendiri?

Penggesek biola itu berkata, Walaupun tidak memiliki uang, tapi saya hidup bahagia. Jika saya kehilangan kejujuran dan kepercayaan, sehari pun saya tidak akan merasakan bahagia.

Memang betul, jika dunia ini sudah tidak ada kejujuran dan tidak dapat dipercaya, bagaimana manusia bisa merasakan kebahagiaan? Dewasa ini di daratan Tiongkok kebobrokan masyarakat karena kehilangan moral semua ini disebabkan oleh karena partai jahat komunis telah menghancurkan rasa saling mempercayai yang ada di dalam hati masyarakat Tiongkok.

Kaki berpijak di atas tanah suci yang jujur dan dapat dipercaya, barulah bisa merasakan ketulusan dalam dunia ini, memiliki kejujuran dan dapat dipercaya, maka hubungan antara manusia dengan manusia baru bisa penuh dengan kebahagiaan.

maspeypah
  • Digg
  • Facebook
  • Google
  • StumbleUpon
  • TwitThis

Artikel Menarik Lainnya



Komentar :

ada 0 comment ke “Jujur”

Posting Komentar