translate languages

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

4 Feb 2010

merubah karakter seorang anak


Dahulu, pernah ada dua orang kakak beradik masuk dalam kursus kami, keduanya juga kurang begitu bisa mengikuti pelajaran. Ujian sekolah dasar pada umumnya sangat mudah, tanpa persiapan juga rata rata bisa mendapatkan nilai 90-100. Tapi, kedua anak itu dalam setiap ujian di sekolah, selalu hanya mendapatkan nilai 20.
Ayah dari kedua anak itu mengupayakan segala cara agar prestasi kedua anaknya bisa meningkat.
Kemudian, sang ayah mengatakan kepada anaknya: “ kalau saja kalian ada salah satu mata pelajaran yang meningkat, itu sudah bagus, tidak peduli mata pelajaran apa itu, tidak masalah. Aku berharap, minimal ada satu mata pelajaran yang meningkat, apakah kalian bisa berjanji melakukan hal itu demi ayah?

Akhirnya, sang kakak dengan sangat rajin belajar matematika. Ayahnya berjanji selain matematika, mata pelajaran lainnya boleh diabaikan, dan juga memberikan kebebasan bagi dia untuk bermain serta bepergian. Sang ayah sungguh sungguh memegang janjinya. Anak tersebut biasanya hanya suka bermain, tapi kini dia dengan tekun dapat belajar matematika, hingga akhirnya lulus ujian tingkat satu.
Belakangan, kebolehannya dalam mencongak meningkat pesat dibandingkan dengan siapapun. Setidaknya dibandingkan dengan aku, ia lebih cepat puluhan kali lipat. Hanya dengan melihat angka hitungan, dengan langsung ia bisa menjawabnya. Kemampuan itu membangkitkan  kepercayaan dirinya, membuat prestasinya dalam berbagai mata pelajaran lain juga perlahan-lahan meningkat.
Saat ini saya baru  benar-benar menyadari, asalkan dapat menemukan cara agar anak di salah satu bidang bisa meningkat, itu sudah cukup.
Tapi, berlawanan dengan penampilan sang kakak yang dalam waktu tak lama sudah ada kemajuan, sang adik ternyata sungguh membuat orang pusing kepala. Sewaktu belajar anak ini tidak bisa tenang, dia bahkan sering berdiri. Lagi pula, di saat sang ayah mengatakan padanya: “Asalkan kamu dengan tekun mengerjakan satu hal dengan baik, itu sudah cukup”, namun jawabannya adalah: “aku mau tekun bermain”.
Pada saat itu, jawaban sang ayah sungguh hebat. Meskipun sang ayah sudah dibuat pusing oleh anaknya, namun dia masih mengabulkan permintaan anaknya: “Aku mengabulkan kamu. Kamu boleh bermain dengan sesuka hati, asalkan kamu bermain dengan hati tekun.”
Semenjak itu, anak ini dengan penuh kebebasan pergi bermain kemana mana.
Akhirnya, entah karena perasaan tidak-puasnya di masa lalu terhadap sang ayah yang tidak membiarkannya bermain telah hilang, atau memang dia sudah cukup puas bermain, di kemudian hari saat di sekolah atau di kursus, dia ternyata sudah dapat duduk dengan tenang, tidak suka berdiri lagi, hal ini sangat mengejutkan semua orang. Bahkan, dia sendiri sudah bisa mewujudkan “disaat waktu belajar haruslah belajar dengan tekun”.
Meskipun hanya dengan sebuah janji, ternyata sang ayah mampu merubah sepasang kakak ber-adik ini. Berkat kemampuan mendidik yang mulia dari sang ayah, telah membuat potensi anak yang lama terpendam tampil ke luar.
Sebenarnya, anak manapun juga. Pada dasarnya bukankah mereka mempunyai kemampuan terpendam yang demikian? Tanggung jawab kita sebagai orang tua adalah menggali keluar kemampuan mereka yang terpendam. (Erabaru/akw)
Dipetik dari artikel “kebiasaan orang tua menentukan prestasi anak”, Persembahan penerbit buku “Da Hao”

sumber : erabaru

maspeypah
  • Digg
  • Facebook
  • Google
  • StumbleUpon
  • TwitThis

Artikel Menarik Lainnya



Komentar :

ada 0 comment ke “merubah karakter seorang anak”

Posting Komentar